Site icon KaltengPos

Kabupaten Barito Utara Terima Sertifikat Bebas Frambusia

PROKOPIM SETDA BATARA UNTUK KALTENG POS TERIMA SERTIFIKAT: Wakil Bupati Barito Utara Sugianto Panala Putra menerima sertifikat bebas frambusia yang diserahkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Krakatau Grand Ballroom Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Selasa (21/2).

JAKARTA– Pemerintah Kabupaten Barito Utara menerima sertifikat bebas frambusia yang diterima Wakil Bupati Barito Utara Sugianto Panala Putra serta diserahkan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin di Krakatau Grand Ballroom Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Selasa (21/2).
Penyerahan sertifikat ini diberikan kepada 103 bupati/wali kota se-Indonesia dalam acara bertema “Nasional Tingkatkan Kepedulian untuk Wujudkan Indonesia Bebas Penyakit Tropis Terabaikan”.
Dalam kegiatan itu dihadiri Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Direktur Jendral P2P Maxi Rein Rondonuwu, bupati/wali kota se-Indonesia, kepala Dinas Kesehatan provinsi/kabupaten/kota se-Indonesia dan undangan lainnya,
Wakil Bupati Sugianto Panala Putra didampingi Kepala Dinas Kesehatan Barito Utara H Siswandoyo mengucapkan terima kasih dari bupati dan Pemkab Barito Utara kepada instansi terkait dan seluruh masyarakat Barito Utara yang turut berpartisipasi, sehingga Kabupaten Barito Utara bebas dari frambusia.
“Dengan diterimanya sertifikat bebas frambusia ini diharapkan warga Barito Utara bisa hidup lebih sehat dan lingkungan kita juga lebih sehat,” kata Anto, sapaan akrab Sugianto Panala Putra.
Frambusia, lanjut Sugianto, adalah infeksi kulit yang disebabkan bakteri treponema pallidum pertenue. Biasanya terjadi di negara tropis yang memiliki sanitasi buruk, seperti Afrika, Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Oceania.
Frambusia termasuk dalam penyakit Neglected Tropical Diseases (NTDs) selain kusta, filariasis, sistosomiasis, dan cacingan.
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, saat ini NTDs terdapat 20 di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, 5 (lima) di antaranya ada di Indonesia ditambah 1 (satu) penyakit rabies. “NTDs ini menular, penyebabnya sama seperti yang menyebabkan penyakit menular di Indonesia itu patogen,” jelas Budi. (her/ens)

Exit mobile version