KUALA KURUN – Penjabat (Pj) Bupati Gunung Mas (Gumas), Herson B Aden mulai mendeklarasikan gerakan pengibaran bendera merah putih agar mulai terpasang dari 1 Agustus 2024 sampai dengan 31 Agustus 2024, ditiap sudut wilayah setempat.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gumas, telah mendukung gerakan tersebut dengan membagikan sedikitnya, tigaribuan lebih buah bendera merah putih, untuk dikibarkan seluruh tempat pelosok dan lapisan masyarakat.
“Gerakan ini secara simbolis kita dilakukan dengan diserahkannya ribuan bendera merah putih kepada sejumlah perwakilan tiap kecamatan, PBS dan pihak oleh Forkopimda,” ucap Herson B Aden, di Taman Kota Kuala Kurun, Jumat (26/7/2024).
Tindakan Pj Bupati Gumas ini, dilakukan untuk memupuk rasa persatuan di jiwa rakyat Indonesia tanpa terkecuali di Kabupaten Gunung Mas, dalam mempersiapkan peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-79 tahunnya.
“HUT kemerdekaan RI tahun ini mengambil tema Nusantara Baru Indonesia Maju. Tema tersebut dirumuskan gambaran besar identitas visual HUT ke-79 Kemerdekaan RI yaitu Indonesia membutuhkan semangat baru yang besar dengan persatuan dan kesetaraan untuk mencapai segala tujuan,” beber dia.
Lebih tepatnya, gerakan pembagian bendera merah putih yaitu untuk mengingat kembali sejarah perjuangan, juga momentum untuk memupuk rasa nasionalisme, dan jiwa patriotisme. Dengan jiwa nasionalisme dan patriotisme menjadi penting karena merupakan modal bangsa untuk pembangunan.
“Dengan jiwa nasionalisme dan patriotisme tercermin dalam sikap dan tindakan yang berkarakter persaudaraan, toleransi, persatuan dan gotong royong,” terang dia.
Hal ini, dikatakan Herson, sejalan dengan Falsafah Huma Betang yang memiliki nilai luhur seperti kesetaraan sesama manusia, kebersamaan, kekeluargaan, persaudaraan, persatuan dan taat pada hukum.
Oleh karena itu, ia menilai jiwa nasionalisme dan patriotisme menjadi penting di tengah derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi serta gempuran budaya asing.
“Perlu membentengi diri dari ancaman bangsa seperti ideologi yang berseberangan dengan ideologi negara, terorisme, radikalisme, serta konflik sosial berbasis suku, ras, dan agama,” tandasnya. (nya/ans)