KASONGAN-Universitas Terbuka (UT) akan hadir di Kabupaten Katingan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Katingan bekerja sama dengan UT telah menandatangani kerja sama, sekaligus melakukan peletakan batu pertama pembangunan sarana prasarana, Kamis (14/9).
Bupati Katingan Sakariyas mengatakan, pihaknya menyambut baik kehadiran UT di Kabupaten Katingan. Kehadiran UT akan menambah Universitas yang ada di Kabupaten Katingan. “Saat ini kita sudah ada Universitas Muhammadiyah Kasongan, lalu juga ada Universitas Darwan Ali,”ungkap Sakariyas.
Dia pun berharap kehadiran UT ini bisa berdampak positif terhadap pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Kabupaten Katingan. Selain itu orang nomor satu di Kabupaten Katingan pun juga berharap pembangunan sarana prasarana di kawasan komplek perkantoran di Kabupaten Katingan tersebut bisa berjalan dengam baik hingga selesai pada saat nya nanti.
“Kepada masyarakat, silahkan untuk memanfaatkan kehadiran UT ini dalam meningkatkan pendidikannya kedepan,” ucapnya.Sementara itu, Rektor Universitas Terbuka Prof Ojat Darojat menjelaskan, bahwa kehadiran UT sebagai dunia pendidikan tinggi tidak lain untuk membantu masyarakat. Termasuk masyarakat Katingan. Sebab akses pendidikan tinggi bagi masyarakat dulunya hanya bisa dinikmati orang yang berdomisili di kota-kota besar.
Sementara di daerah lain, tidak bisa menikmati pelayanan yang diberikan oleh UT. Selain itu selama ini ada banyak masyarakat yang sedang bekerja, tidak punya waktu untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi secara tatap muka langsung setiap waktu.
Karena terikat dengan berbagai hal, baik masalah pekerjaan, sosial, hingga keluarga, dan lainnya. Kemudian lanjutnya kehadiran UT juga karena tingginya lulusan SLTA yang tidak bisa ditampung oleh perguruan tinggi lainnya.
“UPR saat ini paling hanya menampung sekitar 5000 sampai 6000 saja. Sementara di swasta, kita tahu biayanya sangat tinggi. Oleh sebab itulah UT hadir untuk masyarakat. Termasuk di Kabupaten Katingan. Ini sebagai solusi bagi masyarakat kita,” jelasnya.
Sehingga ketika UT didirikan oleh pemerintah, kini berkembang untuk mendirikan kantor cabangnya di seluruh Indonesia hingga ke daerah pelosok. Kontek belajar di UT ini mahasiswa tidak perlu datang ke Kampus jauh-jauh, menyewa kos, dan lainnya.
“Kita yang datang ke mereka. Kita siapkan semua buku-buku dan lainnya untuk mereka belajar. Jadi mahasiswa bisa tetap melakukan pekerjaannya, berkumpul dengan keluarga maupun melakukan kegiatan lain. Seperti itu,” ungkapnya.
Dengan pelayanan yang diberikan oleh UT saat ini, maka menurut Rektor UT tidak ada lagi alasan bagi masyarakat untuk tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Bahkan sejak UT didirikan, biayanya tidak boleh mahal. Ini juga menjadi alasan bagi masyarakat dalam menempuh pendidikan ke perguruan tinggi karena alasan ekonomi. Perlu diketahui biaya kuliah di UT sangat terjangkau oleh seluruh masyarakat.
“Untuk satu SKS, cuma Rp35 ribu. Saat ini tidak ada perguruan tinggi semurah ini, baik swasta maupun negeri. Memang ada paket-paketnya. Paling mahal itu cuma Rp3,5 juta. Tapi ini tetap paling murah. Jika tidak bisa paketan, kan ada pilihan yang lain. Termasuk untuk waktu kuliahnya, ada pilihan,” terangnya.
Terakhir dia menegaskan, di UT tidak ada sistem drop out (DO) selama menempuh pendidikan. “Mahasiswa bisa kuliah, mau empat tahun, 10 tahun, 30 tahun, bahkan seumur hidup pun boleh,” tandasnya.(eri/ram)