Site icon KaltengPos

Bupati Buka Kegiatan MPLS Bersama

PEMBUKAAN: Bupati Kotim H Halikinnor didampingi Wabup, Irawati membuka secara resmi pelaksanaan MPLS bersama yang dilaksanakan di SMA Negeri 2 Sampit, Selasa (12/7).

SAMPIT – Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) H Halikinnor membuka secara resmi pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bersama mulai  jenjang SD, SMP, dan SMA yang dilaksnakan di SMA Negeri 2 Sampit, Selasa (12/7).

Kegiatan tersebut juga dihadiri Wakil Bupati Irawati, Ketua DPRD Kabupaten Kotim Dra.Rinie, Ketua Komisi III DPRD Kotim Hj.Mariani, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Susiawati dan sejumlah guru dan murid mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA yang ada di Kabupaten Kotim.

“Kegiatan MPLS ini sudah dua tahun tidak dilaksanakan karena pandemi Covid-19 melanda daerah kita, maka hari kita lakukan secara bersama-sama, semoga pandemi ini segera berakhir,” kata Halikinnor.

Menurutnya kegiatan MPLS ini sangat positif, diharapkan dengan adanya MPLS bersama ini pelajar mendapat kesempatan saling berinteraksi dengan pelajar lainnya, begitu pula dengan pihak sekolah, sehingga dapat terjalin komunikasi dan kerja sama yang baik.

“Harapan kami dengan adanya pembukaan MPLS secara bersama ini, para siswa saling mengenal dan saling berinteraksi, Sehingga dapat terjalin kerjasama yang baik termasuk antar sekolah maupun antar guru-gurunya,” ujar Halikinnor

Dirinya mengatakan berdasarkan instruksi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) MPLS diharapkan memberikan kesan yang baik menyenangkan dan menggembirakan, sehingga peserta didik baru dapat beradaptasi dengan lingkungan sekolah.

MPLS merupkan laboratorium awal untuk mengenalkan hakikat sekolah bagi peserta didik baru, dan sebagai kegiatan pertama yang dilakukan oleh peserta didik ketika masuk sekolah, untuk pengenalan program sarana dan prasarana sekolah, cara belajar, penanaman konsep pengenalan diri dan pembinaan awal kultur sekolah,” terang  Halikin.

Dirinya mengatakan dulunya para peserta kerap kali disuruh mencari hal-hal yang tak masuk akal dan tidak ada konteksnya dengan pendidikan, tetapi saat ini ditegaskannya pola itu sudah dirubah, dan saat ini para siswa dan siswi hanya dituntut untuk terlibat aktif dalam proses pendidikan.

“Saya berharap seluruh aktivitas yang ada haruslah bersifat edukatif dan menyenangkan, sehingga peserta didik baru mampu mengenal ekosistem sekolah dengan kekeluargaan, hal itu perlu digalakkan dalam pendidikan, dengan memperhatikan aspek manusiawi,” tutupnya. (bah/ans/ko)

Exit mobile version