Site icon KaltengPos

Targetkan Zerro Kasus Kekerasan Terhadap Anak

RUSLI/KALTENG POS ANAK BERPRESTASI: Wabup Kotim Irawati usai memberikan penghargaan kepada anak berprestasi dalam acara memperingati Hari Anak Nasional (HAN) ke- 39 dan keluarga nasional ke- 30, Sabtu (12/8).

SAMPIT-Kekerasan terhadap anak masih menjadi momok menakutkan di setiap daerah. Ancaman seperti kekerasan terhadap fisik maupaun nonfisik terhadap anak, pelecehan seksual hingga pernikahan dini masih menghantui setiap anak termasuk anak-anak di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).

Saat ini, masih ada kasus kekerasan terhadap anak dan hal itu menjadi perhatian pemerintah. Berbagai upaya terus dilakukan untuk menghapus permasalahan itu. Sehingga anak-anak bisa merasa aman dan nyaman demi tumbuh kembang mereka.

Demi menghapus permasalahan itu, Pemerintah Kabupaten Kotim menjalin sinergisitas dan kerja sama dengan seluruh lapisan masyarakat. Dinas terkait diminta untuk bisa melakukan pencegahan dengan melakukan sosialisasi tentang pencegahan kekerasan terhadap anak serta melakukan komunikasi dan informasi kepada keluarga yang baru menikah untuk menghindari sedini mungkin kekerasan terhadap anak. Kotim bertekat bisa mewujudkan zerro kasus kekerasan terhadap anak.

“Saya minta kepada dinas terkait untuk bisa mensosialisasikan kekerasan terhadap anak. Pasutri yang baru menikah juga harus dibekali informasi terkait hal itu. Sehingga bisa diatasi sedini mungkin. Kita bertekad untuk zerro kasus kekerasan terhadap anak,” ujar Wakil Bupati Kotim Irawati saat membacakan sambutan Bupati Kotim Halikinnor dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) ke- 39 dan keluarga nasional ke- 30, Sabtu (12/8).

Menurut data yang dihimpun oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Kotim, kasus kekerasan anak masih ditemukan di Bumi Habaring Hurung (Kotim, red). Namun kasus tersebut berangsur turun setiap tahunnya. Di tahun 2021 kasus kekerasan anak sejumlah 18 kasus, tahun 2022 menurun sebanyak 15 kasus, dan tahun 2023 hingga bulan Juli ditemui 9 kasus.

“Kasus kekerasan terhadap anak di wilayah kita masih ada. Namun, kita bersyukur melihat data dari DP3AP2KB, kasusnya semakin menurun. Ini menjadi motivasi bagi kita untuk mewujudkan zerro kasus kekerasan anak,”kata Irawati

Kita terus memperbaiki layanan kita untuk anak-anak agar hak mereka terpenuhi. Mari kita bersama-sama bersinergi untuk memenuhi hak dan perlindungan anak serta peran keluarga di masyarakat,” tambahnya. (sli/ans)

Exit mobile version