SAMPIT-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim) terus mendorong upaya hilirisasi industri sebagai langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah produk lokal dan mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD).
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (KUKMPP) Kotim, Johny Tangkere, mengatakan, hilirisasi sudah menjadi bagian dari arah kebijakan pembangunan daerah.
Fokusnya adalah pemanfaatan sumber daya lokal secara optimal, dengan melibatkan pelaku usaha kecil menengah (UKM) dan memperkuat kesiapan sumber daya manusia (SDM).
“Selama ini kita terlalu lama berada di zona nyaman sebagai penyedia bahan mentah. Padahal, nilai ekonominya akan jauh lebih tinggi jika kita mampu mengolahnya sendiri,” ujar Johny saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (20/5/2025).
Ia menambahkan, kesiapan tenaga kerja lokal sangat menentukan keberhasilan program ini. Untuk itu, pelatihan dan peningkatan keterampilan melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan diperkuat agar sesuai dengan kebutuhan sektor industri hilir.
“Kita tidak bisa bicara hilirisasi kalau tenaga kerjanya belum siap. Karena itu, kami juga mendorong sinergi lintas sektor agar pelatihan yang ada benar-benar mendukung industri lokal,” jelasnya.
Tahap awal program ini akan dimulai dengan pemetaan potensi sumber daya alam (SDA) yang bisa dikembangkan menjadi produk bernilai jual. UKM akan menjadi sasaran utama pemberdayaan, sementara sektor industri berskala besar diarahkan kepada investor dan pemodal.
Johny menegaskan, hilirisasi bukan sekadar proses teknis pengolahan, tetapi memerlukan ekosistem yang mendukung dari hulu hingga hilir, termasuk akses pasar dan pembinaan berkelanjutan. Dengan pendekatan ini, Kotim diharapkan tidak hanya menjadi penghasil bahan baku, tetapi juga pusat produksi bernilai tambah tinggi. (mif)