PALANGKA RAYA – Sulitnya mendapatkan pupuk kimia bersubsidi dan mahalnya harga pupuk non-subsidi menjadi permasalahan utama yang dihadapi para petani di Kelurahan Kalampangan, Kecamatan Sebangau. Untuk menjawab tantangan tersebut, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya (UPR) melaksanakan penyuluhan dan pelatihan pembuatan elisitor Biosaka di ruang pertemuan Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) 3R Kelurahan Kalampangan, Sabtu (14/10/2023) lalu. Kegiatan yang diikuti oleh 25 petani ini dipimpin oleh Dr. Ir. Heri Sujoko, M.Si dengan tim yang terdiri Dr. Ir. Asri Pudjirahaju, M.P dan Siti Ma’rifah, S.Pt., M.Si.
Saat dikonfirmasi Kamis (20/11) Ketua Tim PKM Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya Dr. Ir. Heri Sujoko, M.Si mengatakan bahwa pelatihan ini bertujuan memperkenalkan Biosaka, sebuah inovasi pertanian berbasis kearifan lokal yang menjadi solusi alternatif pengganti pupuk kimia. Lebih lanjut Ia menyampaikan bahwa Biosaka adalah ramuan alami yang terbuat dari campuran berbagai jenis rumput segar dan air. Rumput segar, setidaknya lima jenis, direndam dan diremas selama 10-20 menit, kemudian cairannya digunakan sebagai elisitor yang disemprotkan ke tanaman dan tanah sekitarnya.
“Biosaka bekerja sebagai tambahan nutrisi alami yang mampu mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia,” jelasnya.
Menurut Dr. Ir. Asri Pudjirahaju, M.P yang merupakan salah satu anggota tim yang tergabung, metode ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga efektif dalam mengurangi biaya produksi, dan penggunaan Biosaka terbukti meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil panen, sekaligus menghemat penggunaan pupuk kimia sintetis. Selain memberikan solusi konkret atas keterbatasan pupuk, metode ini juga diyakini mampu meningkatkan produktivitas pertanian mereka dalam jangka panjang. Sehingga melalui kegiatan ini, Tim PKM UPR berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kesejahteraan petani Kalampangan.
“Kami ingin petani lebih mandiri dengan memanfaatkan sumber daya alam di sekitar mereka, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada produk kimia yang mahal dan sulit diakses,” tutup Dr. Asri.(mut/b)