Site icon KaltengPos

Ciptakan SDM Terampil

Harson Barthel Aden

PALANGKA RAYA-Institusi pendidikan jangan bangga dapat meluluskan peserta didiknya 100 persen. Namun banggalah ketika alumninya itu siap memasuki pasar kerja. Oleh karena itu, sekolah dituntut untuk dapat mengupayakan agar lulusannya memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia kerja, baik di Kalimantan Tengah (Kalteng) maupun daerah-daerah lainnya.

Dinas Pendidikan (Disdik) Kalteng mulai menjalankan program tracer study atau pelacakan lulusan dalam upaya mengukur kinerja satuan pendidikan tingkat sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat di Bumi Tambun Bungai. Tak hanya itu, adanya data output lulusan dapat menjadi pijakan dalam upaya mengambil kebijakan konkret ke depannya sesuai dengan kondisi dunia pendidikan Kalteng saat ini.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdik Provinsi Kalteng, Herson Barthel Aden mengungkapkan, para peserta didik yang lulus SMA/SMK maupun sederajat memang patut disyukuri. Artinya, anak-anak mampu melewati tahapan atau fase jenjang SMA/SMK sederajat. Namun, faktor terpenting adalah bagaimana nasib atau status para peserta didik tersebut usai lulus dari sekolahnya. Apakah tetap melanjutkan ke perguruan tinggi dengan status mahasiswanya, bekerja dengan status pekerjanya, ataupun yang lainnya.

“Pada tahun 2023 ini kami menjalankan program tracer study atau pelacakan alumni yang tujuannya mengetahui, ke mana saja lulusan sekolah usai resmi jadi alumni. Apakah lanjut studi, bekerja, menikah, atau justru menganggur,” kata Herson saat dibincangi awak media, Selasa (24/5).

Menurut Herson, sekolah harus mengetahui seperti apa status siswa-siswinya usai mengenyam bangku sekolah, apakah melanjutkan studi atau langsung bekerja. Ia mencontohkan, dari 20 ribu peserta didik yang lulus pada tahun 2023, dalam hasil pendataan sekolah ternyata hanya 10 persen yang melanjutkan studi dan bekerja, artinya hanya dua ribu alumni yang memiliki status jelas, sementara sisanya sebesar 18 ribu masih belum jelas, apakah memilih melanjutkan studi atau bekerja, bahkan bisa saja menganggur.

“Secara tidak langsung, kita telah mencetak pengangguran sebanyak 18 ribu. Hal seperti ini yang harus dicegah, jangan sampai terjadi,” tuturnya.

Sekarang ini, lanjut Herson, semua sekolah di Kalteng, khususnya SMA/SMK sederajat diminta untuk dapat melakukan pendataan. Selama enam bulan ke depan, data ke mana saja lulusan Kalteng ini harus sudah terkumpul. Waktu enam bulan pastinya lebih dari cukup untuk mengumpulkan data-data tersebut. Data inilah nantinya yang akan digunakan oleh Pemprov Kalteng menjalankan berbagai program ke depannya.

“Kalau peserta didiknya lulus semua, jelas kita semua patut bersyukur. Tapi angka kelulusan itu bukanlah hal yang patut dibanggakan dengan berlebihan. Justru, yang terpenting sekarang ini adalah ke mana mereka (peserta didik, red) setelah lulus. Data pelacakan alumni akan menjadi sangat penting nantinya untuk menjalankan program-program ke depan,” tandasnya. (dan/abw)

Exit mobile version