PULANG PISAU-Banjir yang merendam beberapa daerah telah berdampak pada perekonomian masyarakat. Sekda Kabupaten Pulang Pisau Tony Harisinta tidak menampik sawah dan tambak milik masyarakat mengalami kerusakan akibat terjangan banjir.
“Banjir telah mengakibatkan kerugian bagi masyarakat. Ini diakibatkan adanya kerusakan sawah dan tambak milik masyarakat,” kata Tony saat dicegat wartawan seusai mengikuti konsultasi hasil kajian cepat dampak karhutla pada petani/pekebun di Kabupaten Pulang Pisau di Dinas Pertanian Pulang Pisau, Selasa (16/11).
Tony mengaku, pemerintah daerah segera melakukan identifi kasi dan inventarisasi.
“Apa-apa yang bisa dilakukan pemerintah daerah pascabencana. Mudahmudahan pada tahun anggaran 2022 dapat bantu pemulihan ekonomi pascabanjir,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pulang Pisau Salahudin mengungkapkan, banjir selain merendam beberapa desa di Kecamatan Banama Tingang dan Kahayan Kahayan, kini banjir juga mulai merendam beberapa desa di Kecamatan Jabiren Raya.
“Untuk desa yang terendam banjir, di Kecamatan Banama Tingang ada lima desa, Kahayan Tengah tiga desa dan Kecamatan Jabiren Raya ada tiga desa. Yakni, Desa Pilang, Tanjung Taruna dan Desa Tumbang Nusa” ungkap Salahudin.
Dia mengungkapkan, debit air di Desa Tumbang Nusa, tepatnya di Jalan Trans Nasional mengalami kenaikan.
“Di Jalan trans nasional ketinggian air sekitar 30 centimeter. Kalau untuk pemukiman di jalan masuk desa yang terendam. Untuk itu kami segera turunkan perahu tanpa mesin di daerah tersebut,” ujarnya.
Lalu bagaimana dengan status atas bencana tersebut? Salahudin mengaku, sebelumnya pihaknya telah menetapkan siaga darurat dari tanggal 8 sampai dengan 23 November. “Kemarin (Senin, 15/11) kami melakukan rapat dengan Satgas Provinsi Kalteng. Mereka meminta untuk meningkatkan status. Terkait hal itu, kami akan laporkan dahulu kepada pimpinan. Nanti tanggal 18 November kami akan gelar rapat lagi,” ujar Salahudin. (art)