BANJARBARU – PLN melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) terus mendorong prinsip Enviroment, Sustainability and Governance (ESG). Salah satu tujuannya adalah peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat yang dilakukan PLN melalui pembinaan berkelanjutan.
Pembinaan berkelanjutan merupakan salah satu program PLN Peduli yang diharapkan berdampak signifikan terhadap kemajuan Industri Kecil Menengah (IKM), sehingga dapat menyerap tenaga kerja atau perajin lokal sekitar lokasi IKM.
Kampung Purun di Kelurahan Palam, Banjarbaru, Kalimantan Selatan dikenal memiliki sumber daya bahan baku purun yang melimpah, sehingga dibutuhkan pemanfaatan yang tepat sasaran untuk diolah menjadi barang bernilai. Salah satu Ketua Perajin Kampung Purun Al Firdaus, Siti Mariana mengatakan, dulu pemanfaatan purun ditempatnya tidak maksimal dan dilakukan perorangan. “Dulu purun di sini hanya dibuat untuk membuat tikar purun dan musiman saja, pada saat musim panen tiba, dan belum ada kelompok-kelompok perajin,” ujarnya.
Berkesinambungan sejak tahun 2019, program TJSL ini tak hanya pengadaan peralatan, tetapi juga memfasilitasi warga kampung purun untuk menggali kreativitasnya melalui pelatihan-pelatihan, yang diselenggarakan bekerjasama dengan Pemerintah Kota melalui Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Kota Banjarbaru.
Program ini berdampak positif bagi warga sekitar kampung purun. Saat ini hampir setiap rumah ditemui perajin purun baik laki-laki maupun perempuan. Ada yang berprofesi sebagai pencari bahan baku purun di danau, ada juga yang membuka jasa ‘menutuk purun’ atau memipihkan purun, sehingga siap diolah menjadi anyaman.
Kelompok Perajin Kampung Purun Al Firdaus, pada awal beroperasi hanya beranggotakan 16 orang perajin, namun setelah adanya binaan dari PLN bersama Pemerintah Daerah saat ini Anggota Kelompok Al Firdaus mencapai 45 orang, baik perajin maupun pencari bahan baku.
Meskipun pandemi Covid-19 yang menghantam pada 2020 berefek domino, sehingga mengakibatkan omset penjualan di Kampung Purun terjun bebas, namun tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) di kelompok perajinnya. Dengan bimbingan berkelanjutan, para perajin purun tetap melakukan proses produksi sesuai kebutuhan pasar saat pandemi, yaitu pembuatan masker. Hasilnya, penjualan mulai menggeliat dan perekonomian di kampung purun kembali terangkat.
Keberhasilan dan konsistensi ini tentu saja membahagiakan bagi semua pihak yang terlibat, termasuk PLN. Hal ini diungkapkan oleh General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, Muhammad Joharifin.
“Kami bersyukur atas keberlanjutan Program PLN Peduli di Kampung Purun. Tentu kami berharap IKM ini semakin berkembang dan bisa menyerap lebih banyak lagi tenaga kerja terutama yang berada di kawasannya, sehingga secara ekonomi bisa meningkat, dan kesejahteraan masyarakat juga meningkat,“ tutur Joharifin. (kom/hms/b17/aza)