PALANGKA RAYA-Kenaikan harga elpiji nonsubsidi mengalami kenaikan akhir Februari lalu. Tinjauan ke beberapa pangkalan maupun pengecer gas elpiji menyebut, harga elpiji ukuran 12 kilogram harganya naik dari Rp175 ribu menjadi Rp200-210 ribu. Sedangkan ukuran 5,5 kilogram, naik dari Rp90 ribu menjadi Rp100 ribu.
“Meski ada kenaikan harga, mereka menyebut tidak berpengaruh dengan penjualan. Rata-rata pelanggan tidak mau beralih ke elpiji subsidi. Beberapa pelanggan pernah bilang, kalau pindah ke elpiji subsidi, kasihan masyarakat yang benar-benar membutuhkan,” kata Nur, karyawan Toko HR di Jalan S Parman, yang menjual elpiji non subsidi dan subsidi, Senin (7/3/2022).
Pantauan Kalteng Pos di tingkat pengecer yang ada di sepanjang Jalan Rajawali, tabung elpiji berukuran 12 kilogram yang sebelumnya dijual Rp175 ribu, kini naik menjadi Rp200-210 ribu. Sedangkan tabung ukuran 5,5 kilogram yang sebelumnya dijual seharga Rp90 ribu kini menjadi Rp100 ribu.
Sovia, warga Jalan Rajawali yang biasa menggunakan tabung gas berukuran 12 kilogram mengaku terkejut dengan kenaikan harga yang terjadi saat ini. Menurut ibu rumah tangga tersebut, kenaikan ini begitu memberatkan. Terlebih menjelang bulan Ramadan, di mana ancaman kenaikan harga akan mencakup semua kebutuhan pokok rumah tangga.
“Semoga saja pemerintah segera memberikan jalan keluar untuk masyarakat. Meski begitu (Harga naik, red), saya tak akan berpaling ke elpiji subsidi,” ucapnya, Minggu (6/3/2022).
Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin juga menyerukan bagi kalangan pegawai negeri sipil di lingkungan Pemko Palangka Raya tidak mengambil hak masyarakat kecil dengan menggunkan elpiji subsidi untuk kebutuhan rumah tangga. “Saya sudah sampaikan kepada kepala dinas, agar pegawainya menggunakan elpiji nonsubsidi. Dan itu sudah saya sampai kan setiap kali ada pertemuan,”ungkapnya.
Unit Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Marketing Operation Regional (MOR) Kalimantan, Susanto August Satria menjamin ketersediaan elpiji nonsubsidi, meski di tengah tren kenaikan harga minyak dunia.
Ia menyebut kuota elpiji nonsubsidi di Kalteng tidak terbatas alias tidak ada kuota khusus atau penyaluran sesuai permintaan pasar.
Data terbaru penyaluran elpiji nonsubsidi rumah tangga di wilayah Provinsi Kalteng untuk Februari 2022 (year to date) yakni; Bright Gas 12 kilogram rata-rata per bulan 3.546 tabung/hari, Bright Gas 5,5 kilogram rata-rata per bulan 4.035 tabung/hari, total 7.581 tabung/hari. Sementara untuk kuota elpiji subsidi pada adalah 8.551 MT atau 2.850.352 tabung (year to date).
Perusahaan milik negara ini meminta masyarakat dengan kategori ekonomi mampu tidak beralih ke elpiji subsidi. Kenaikan harga elpiji subsidi tidak boleh dijadikan kesempatan atau alasan untuk meninggalkan penggunaan elpiji nonsubsidi. “Bagi (masyarakat, red) yang mampu tetap gunakan elpiji nonsubsidi, jangan merampas hak masyarakat tidak mampu,” tegasnya.(ram)