PALANGKA RAYA-Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan salah satu program yang disediakan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Area Palangka Raya untuk mempermudah akses modal usaha kepada para pelaku usaha di Bumi Tambun Bungai. Setiap tahunnya sektor-sektor penting di Kalteng memakai jasa KUR dari Bank Mandiri. Melalui KUR diharapkan dapat memberikan kelancaran kepada pelaku usaha dalam memajukan usahanya.
Vice President PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Area Palangka Raya Suprijanto mengatakan pihaknya sebagai Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tetap membantu pemerintah untuk menyelenggarakan KUR. Setiap tahunnya, lanjut Suprijanto, pihaknya menyediakan dana miliaran untuk pelaku usaha dapat mengakses KUR.
“Pada tahun 2022, kami dari Bank Mandiri Area Palangka Raya itu menyediakan Rp1,7 triliun, yang mana sektor mikro kita di angka Rp950 miliar, diikuti segmen SME di angka Rp600 miliar, sisanya di sektor KPR kurang lebih Rp95 miliar,” beber Suprijanto kepada wartawan, Sabtu (8/4).
Adapun untuk tahun 2023, kuartal pertama yakni Maret, Suprijanto mengatakan pihaknya sudah menyiapkan kredit produktif di angka Rp400 miliar.
“Rp400 miliar itu disumbang oleh sektor mikro, yang terbesar, berada di angka sekitar Rp220 miliar, selebihnya di sektor SME dan KPR,” tuturnya.
Suprijanto menyebut, alokasi KUR di Kalteng, banyak digunakan oleh para pelaku usaha di sektor perkebunan. Sebab, 30 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalteng berada di sektor perkebunan.
“Otomatis banyak sektor-sektor pertanian, kebun-kebun masyarakat yang kita bantu untuk pembiayaan KUR itu, yang mana syaratnya minimal usahanya sudah dibuka dua tahun,” jelasnya.
Ia menjelaskan pengucuran KUR dipertimbangkan berdasarkan kemampuan pelaku usaha dalam menjaga kualitas kredit, yang dinilai dari kemampuan membayar nasabah. “Karena KUR ini ada subsidi aktif dari pemerintah, terus terang, sehingga nasabah hanya membayar tiga persen, cuman kita harus jaga kualitas agar uang yang digunakan bisa kembali,” tandasnya.(dan/ram)