PALANGKA RAYA – Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam lapangan usaha pada triwulan I-2022 dibanding triwulan IV-2021 (q-to-q) mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,30 persen.
“Untuk lapangan usaha yang mengalami kontraksi pertumbuhan cukup dalam diantaranya administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 42,09 persen, konstruksi sebesar 25,37 persen dan real estate sebesar 8,49 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Eko Marsoro, Senin (9/5).
Di sisi lain, lanjut Eko, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar 14,48 persen, diikuti industri pengolahan sebesar 10,09 persen, jasa keuangan dan asuransi sebesar 5,45 persen dan jasa perusahaan sebesar 4,84 persen.
Sebelumnya Eko mengungkapkan, untuk ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I-2022 dibanding triwulan I-2021 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 7,32 persen. Hampir seluruh lapangan usaha tumbuh positif, kecuali lapangan usaha informasi dan komunikasi yang mengalami kontraksi sebesar 1,19 persen.
“Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah pertambangan dan penggalian sebesar 26,80 persen dan transportasi dan pergudangan sebesar 17,31 persen,” ungkapnya.
Eko menjelaskan, struktur perekonomian Kalimantan Tengah triwulan I-2022 didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 22,14 persen. Diikuti oleh industri pengolahan sebesar 17,25 persen. Pertambangan dan penggalian sebesar 13,91 persen dan perdagangan besareceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 12,36 persen.
“Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Kalimantan Tengah mencapai 65,66 persen,” terangnya.
Menurut Eko, bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I-2022 (y-on-y), pertambangan dan penggalian menjadi sumber pertumbuhan sebesar 3,95 persen.
“Kemudian diikuti transportasi dan pergudangan sebesar 1,06 persen, dan perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 0,93 persen,” tandasnya. (aza/ko)