Site icon KaltengPos

Siloam Hospital Palangka Raya Hadirkan Teknologi Tercanggih

KEBERSAMAAN : Direktur Siloam Hospital Palangka Raya dr. Indriyani Wijaya, Sp.An-TI., MPH bersama narsumber dan peserta seminar di Aula Pertemuan Siloam Hospital Palangka Raya, Jumat (10/1).

PALANGKA RAYA – Siloam Hospital Palangka Raya menghadirkan inovasi terkini dalam penanganan nyeri punggung bawah melalui teknologi Bedah Endoskopi Tulang Belakang. Teknologi ini diklaim lebih aman, minim risiko, dan memungkinkan pemulihan pasien lebih cepat.

Dalam seminar medis, di Aula Pertemuan Siloam Hospital Palangka Raya, pada Jumat (10/1) siang, berbagai inovasi ini diperkenalkan kepada para dokter rekanan rumah sakit di Kalimantan Tengah. Acara ini menghadirkan tiga narasumber ahli, yakni dr. Perwira Bintang Hari, Sp.OT (K) Spine, dr. Edwin Hasiholan Pandjaitan, Sp.Rad (K) Abd, dan dr. Vonny, Sp.An, serta dibuka secara resmi oleh Direktur Siloam Hospital Palangka Raya dr. Indriyani Wijaya, Sp.An-TI., MPH.

Dalam sambutannya, dr. Indriyani menyampaikan, teknologi terbaru ini menjadikan Siloam Hospital Palangka Raya sebagai rumah sakit di Kalteng yg memiliki fasilitas operasi endoskopi tulang belakang dengan hanya 1 sayatan kecil (uniportal full endoscopic spine surgery). “Dengan hanya satu irisan kecil sepanjang 1 cm, alat ini mampu memberikan solusi yang efektif bagi pasien saraf kejepit. Operasi ini tidak hanya mengurangi nyeri pasien secara signifikan, tetapi juga mempercepat pemulihan mereka. Ini adalah sebuah lompatan besar di bidang medis untuk masyarakat Kalteng,” ujar dr. Indriyani.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pelaksanaan operasi ini membutuhkan kolaborasi tim medis yang solid, melibatkan dokter spesialis ortopedi, radiologi, dan anestesi. Sebagai syarat utama, pasien diwajibkan menjalani pemeriksaan MRI, yang hanya tersedia di Siloam Hospital Palangka Raya.

Dokter spesialis ortopedi konsultan tulang belakang, dr. Perwira Bintang Hari menyebut, kehadiran alat ini adalah jawaban atas kebutuhan masyarakat Kalteng yang sebelumnya harus keluar daerah atau bahkan ke luar negeri untuk menjalani operasi serupa.
“Teknologi yang kami miliki sama canggih dengan yang di Jawa dan luar negeri. Kini, masyarakat Kalteng tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk berobat ke luar negeri. Semua sudah tersedia di sini,” tegasnya.

Ia juga menjelaskan, pasien yang menjalani operasi ini akan merasakan penurunan tingkat nyeri secara signifikan, dari skala 1-10 menjadi hanya 0-5. Dari segi kemampuan fisik, pasien yang sebelumnya hanya mampu berjalan sejauh 100 meter, kini bisa menempuh hingga 1 kilometer pasca operasi.

“Namun demikian, operasi ini tetap menjadi pilihan bagi pasien. Jika mereka masih mampu hidup dengan nyeri tanpa operasi, kami tetap menghormati keputusan tersebut,” tambahnya.

Senada, dr. Vonny, Sp.An menekankan pentingnya edukasi kepada pasien. “Kami para dokter memiliki tanggungjawab untuk memberikan informasi yang transparan. Semua risiko dan manfaat dari operasi harus dijelaskan, sehingga pasien bisa membuat keputusan yang tepat,” ungkapnya.

Sementara itu, spesialis radiologi, dr. Edwin Hasiholan Pandjaitan, menjelaskan peran penting MRI dalam memastikan keberhasilan operasi. “MRI memberikan pemetaan yang akurat terhadap kondisi pasien. Berbeda dengan CT Scan, MRI mampu mendeteksi jaringan lunak seperti otot dan saraf dengan presisi tinggi,” ungkapnya. (kom/uut/kb5/aza)

Exit mobile version