PALANGKA RAYA-Perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan II 2021 mencatat pertumbuhan positif untuk pertama kalinya sejak triwulan I 2020, yakni sebesar 5,56% (yoy). Pertumbuhan ini mencerminkan perbaikan perekonomian Kalimantan Tengah setelah beberapa triwulan pada Tahun 2020 hingga triwulan I 2021 tumbuh negatif.
Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah, Rihando, perbaikan ekonomi pada triwulan berjalan ditopang oleh kinerja positif hampir seluruh komponen permintaan dan lapangan usaha (LU).
Dari sisi permintaan, perbaikan ekonomi pada triwulan II 2021 didorong oleh kinerja positif seluruh komponen terutama konsumsi pemerintah, ekspor, dan konsumsi rumah tangga. Konsumsi pemerintah tumbuh positif sebesar 16,74% (yoy) didukung oleh akselerasi realisasi stimulus fiskal dalam bentuk belanja barang, modal dan bantuan sosial.
Sedangkan pertumbuhan ekspor tercatat tumbuh signifikan sebesar 7,59% (yoy) seiring dengan meningkatnya permintaan negara mitra dagang utama dan kinerja positif harga komoditas global khususnya minyak nabati dan batu bara. Sementara pada indikator konsumsi rumah tangga melanjutkan perbaikan, dimana pada triwulan berjalan tercatat tumbuh positif sebesar 3,47% (yoy) sejalan dengan membaiknya mobilitas masyarakat, berlanjutnya stimulus fiskal dan kebijakan lainnya, serta pola musiman HBKN.
Dari sisi lapangan usaha (LU), hampir seluruh LU mencatatkan pertumbuhan positif pada triwulan II 2021. Pertumbuhan sektoral utamanya didorong oleh LU Industri Pengolahan yang tumbuh sebesar 7,66% (yoy), yang ditandai dengan peningkatan produksi CPO disertai harga pasar yang terus meningkat. Sejalan dengan itu, LU pertanian yang memiliki kontribusi besardalam perekonomian daerah, terus mencatat pertumbuhan dengan pertumbuhan pada triwulan berjalan sebesar 1,77% (yoy) seiring berlanjutnya kinerja positif produksi TBS.
Kedepan, sebagai upaya mendorong perbaikan ekonomi yang berkelanjutan, perlu terus ditingkatkan sinergi dan koordinasi program dankebijakanantara Pemerintah Daerah dengan instansi vertikal di daerah dan stakeholder terkait, termasuk melalui koordinasi kebijakan moneter–fiskal, kebijakan peningkatan ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan, di tengah berlanjutnya akselerasi pelaksanaan vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan.
Di samping itu, perlu peran serta aktif dari seluruh lapisan masyarakat untuk turut menjaga momentum pemulihan ekonomi yang telah terbangun melalui penerapan protokol kesehatan 6M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, membatasi mobilitas, dan menghindari makan bersama, serta turut berpartisipasi dalam mensukseskan program vaksinasi.
Sementara itu, sebagai upaya mendorong pemulihan ekonomi kerakyatan, perlu didukung penggunaan produk UMKM lokal dengan memanfaatkan digital platformdaerah yang telah tersedia salah satunya melalui www.belanjakalteng.com sebagai etalase digital UMKM dan Pariwisata Provinsi Kalteng.
Selanjutnya dukungan kepada UMKM dapat dilakukan melalui penggunaan digitalisasi sistem pembayaran, memperluas akseptasi QR Code Indonesian Standard (QRIS) di seluruh merchant di daerah, sehingga dapat mempercepat transaksi, mudah, murah, aman dan handal tanpa harus melakukan kontak fisik.
Kedepan, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.(bud/ko)