JAKARTA – Harga komoditas beras diperkirakan akan naik hingga Februari 2022. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan harga beras naik mulai dari hasil panen yang rendah pada akhir tahun lalu hingga bencana perubahan iklim.
“Diperkirakan terjadi bencana hidrometeorologi pada awal 2022, sehingga estimasi harga beras meningkat mulai dari Desember 2021 hingga Februari 2022,” kata Budi Waseso dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI dikutip, Selasa (18/1).
Selain itu, yang menyebabkan meningkatkan harga beras juga berasal dari beberapa program pemerintah yang didistribusikan pada akhir 2021 lantaran tingginya peredaran uang di masyarakat.
“Tingginya peredaran uang di masyarakat dan tingginya permintaan beras yang mendorong tingginya harga beras,” ucapnya.
Meski demikian, Buwas memastikan, persediaan beras untuk awal tahun ini aman. Saat ini stok persediaan berapa sebanyak 1.002.771 ton yang terdiri dari stok cadangan beras pemerintah (CBP) 997,157 ton, stok komersial 5.614. Sehingga dengan stok tersebut, stabilitas harga akan terjaga.
“Kami memastikan stok lebih dari cukup untuk stabilitas pasokan dan harga hingga awal 2022,” imbuhnya. (jpg/ko)