Site icon KaltengPos

Perbaikan Drainase di Jalan Bromo dan Sangga Buana

MENINJAU : Kadis PUPR Palangka Raya Arbert Tombak saat melihat proyek drainase di Jalan Bromo dan Sangga Buana, baru-baru ini.

Menjawab Persoalan Rakyat

PALANGKA RAYA – Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin memiliki perhatian yang serius terhadap pembangunan infras-truktur. Salah satunya drainase. Tahun 2022, Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya melaku-kan perbaikan dan pemeliharaan drainase di ruas Jalan Bromo dan Sangga Buana.

“Jalan Bromo dan Sangga  Buana merupakan salah satu prioritas, selain kawasan Jalan Rajawali dan sekitarnya. Karena banyak-nya permintaan dari masyarakat, maka Wali Kota Palangka Raya mengintruksikan kami agar segera  menangani kawasan yang masih terjadi genangan saat hujan turun, sehingga kami juga fokus di Jalan Bromo hingga ke Jalan Sangga Buana,” kata Kepala Dinas Peker-jaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Palangka Raya, Arbert Tombak, usai meninjau kedua jalan tersebut, Jumat (18/2).

Menurut Arbert, perbaikan drainase di jalan tersebut men-jawab persoalan masyarakat sela-ma ini. “Hal ini pula yang menjadi keinginan Wali Kota Palangka Raya, agar masyarakat merasakan pem-bangunan yang merata,” imbuhnya.

Kabid Air Minum, PLP dan Bikon Samuel B Hosang men-jelaskan, panjang pekerjaan untuk dua drainase tersebut sepanjang kurang lebih 2 kilometer. Untuk di Jalan Bromo dan Sangga Buana, saluran drainasenya menggu-nakan beton pracetak (frecast), karena disamping untuk mem-permudah dan mempercepat pengerjaan drainase, nantinya bagian atas pun bisa digunakan sebagai bahu jalan bagi pengguna jalan, asal tidak dilalui oleh truk yang bermuatan sangat berat.

“Struktur bahan drainase kita desain sekuat mungkin agar aman saat difungsikan,” terangnya.

Samuel mengungkapkan, pada tahun ini dalam melakukan pem-buatan drainase pihaknya meng-gunakan dua cara, yaitu secara konvensional dan frecast. Alasan pihaknya menggunakan frecast, karena disamping pekerjaan lebih cepat dan tidak begitu memakan tempat, pengguna jalan tidak akan merasa terganggu saat pengerjaan drainase berlangsung. Namun, hal tersebut tergantung dari kepadatan pengguna jalan, apabila tidak padat maka pengerjaannya menggu-nakan cara kovensional.

Mengenai perawatan, tambah-nya, pihaknya sudah menyediakan lubang drainase (menhole). Setiap 5 meter dibangun menhole, tujuan-nya agar mempermudah petugas melakukan perawatan drainase.

“Apabila terjadi penyumbatan di drainase, maka cukup membuka penutup menhole, sehingga ke depan tidak ada lagi yang mengeluh drainasenya tersumbat,” tutupnya. (kom/uut/ktk/aza/ko)

Exit mobile version