PALANGKA RAYA -Kontribusi layanantransportasi eksporseluruh pelabuhan diKalimantan Tengahpada Oktober 2021 mengalami penurunan, dari 28,39 persen menjadi21,93 persen. Meskipun secara nilai mengalamipeningkatan dibandingbulan sebelumnya.
“Untuk total transaksi ekspor melalui Pelabuhan Kumai US$65,91 juta, Sampit US$3,27 juta dan Pulang Pisau US$1,53 juta. Sementara layanan ekspor melalui pelabuhan di provinsi lain senilai US$251,69 juta atau 78,07 persen yang sebagian besar melalui Pelabuhan Banjarmasin US$154,31 juta,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Eko Marsoro, belum lama ini.
Eko menjelaskan, dibanding Oktober 2020, kontribusi layanan ekspor di Kalimantan Tengah pada Oktober 2021 juga mengalami penurunan dari 28,39 persen menjadi 25,61 persen. Nilai ekspor melalui Pelabuhan Kumai mengalami peningkatan terbesar senilai US$35,47 juta.
“Sedangkan nilai ekspor melalui Pelabuhan Pangkalan Bun mengalami penurunan senilai US$3,15 juta (100,00 persen),” ungkapnya.
Ia melanjutkan, untuk layanan ekspor melalui provinsi lain mengalami peningkatan senilai US$146,65 juta (139,61 persen), terutama melalui Pelabuhan Banjarmasin meningkat senilai US$106,44 juta (222,35 persen), diikuti Pelabuhan Satui US$65,99 juta dan Tanjung Priok US$5,70 juta.
“Sementara ekspor melalui Bandara Soekarno-Hatta dan Pelabuhan Dumai masing-masing turun senilai US$34,20 juta (99,94 persen) dan US$1,54 juta (100,00 persen),” tambahnya.
Ia menjelaskan, secara kumulatif, meskipun secara nilai mengalami peningkatan, kontribusi layanan ekspor di Kalimantan Tengah menurun dari 27,07 persen (Januari–Oktober 2020) menjadi 25,36 persen (Januari–Oktober 2021). Nilai ekspor melalui pelabuhan di Kalimantan Tengah terutama dilayani melalui Pelabuhan Kumai US$538,56 juta dan Sampit US$38,54 juta.
“Sementara layanan ekspor melalui provinsi lain terutama melalui Pelabuhan Banjarmasin US$1.130,51 juta, Pelabuhan Satui US$327,51 juta dan Bandara SoekarnoHatta US$159,04 juta,” terangnya.
Ekspor hasil industri tersebut berupa komoditas lemak dan minyak nabati/hewani (berupa RPO dan fraksi cair dari RPO); kayu dan barang dari kayu (berupa kayu keping/pecahan); berbagai produk kimia (berupa palm fatty acid distillate) dan ampas dan sisa industi makanan (berupa biji atau kernel kelapa sawit).
”Ekspor hasil tambang sebagian besar melalui pelabuhan di luar Kalimantan Tengah. Ekspor hasil tambang yang melalui pelabuhan di Kalimantan Tengah pada Oktober 2021 senilai USS7,19 juta atau 2,90 pesen dari total ekspor hasil tambang,” imbuhnya.
“Ekspor hasil tambang tersebut berasal dari komoditas bahan bakar mineral (berupa batu bara) dan komoditas bijih logam, terak dan abu (berupa bijih seng, bijih alumunium dan bijih timbal),” tandasnya. (aza/ko)