PALANGKA RAYA – Komoditas utama ekspor Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) selama Juni 2022 adalah batu bara pada kelompok bahan bakar mineral, perhiasan dari logam mulia pada kelompok perhiasan atau permata, kemudian bijih logam, bijih seng dan bijih timbal pada kelompok bijih, kerak dan abu logam.
“Ada juga kelompok minyak kelapa sawit pada kelompok lemak dan minyak hewani atau nabati, ada juga kelompok karet pada kelompok karet dan barang dari karet dan kayu pada kelompok kayu dan barang dari kayu,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Eko Marsoro, belum lama ini.
Menurut Eko, dibanding bulan sebelumnya, kelompok bahan bakar mineral, kelompok bijih, kerak dan abu logam, kelompok bahan nabati untuk anyam-anyaman, dan beberapa komoditas dari kelompok lainnya mengalami penurunan nilai ekspor.
“Ekspor ampas atau sisa industri makanan mengalami peningkatan nilai terbesar sebesar US$2,39 juta (291,46 persen). Sementara itu, penurunan nilai ekspor tertinggi terjadi pada kelompok bahan bakar mineral sebesar US$198,84 juta (38,57 persen),” ulasnya.
Lebih lanjut Eko menyampaikan, dibanding kondisi pada bulan yang sama tahun sebelumnya, hampir semua golongan barang mengalami kenaikan nilai ekspor pada Juni 2022, kecuali kelompok lemak dan minyak hewan nabati, kayu dan barang dari kayu, dan kelompok barang lainnya. Kelompok bahan bakar mineral mengalami kenaikan ekspor terbesar senilai US$182,31 juta (135,64 persen), diikuti oleh kelompok perhiasan atau permata senilai US$19,40 juta (168,55 persen), serta kelompok bijih, kerak, dan abu logam senilai US$13,14 juta (188,52 persen) dan lainnya.
“Sementara itu, kelompok lemak dan minyak hewani/nabati mengalami penurunan terbesar senilai US$26,13 juta atau 68,05 persen,” ucapnya.
Eko juga menjelaskan, jika secara kumulatif, Januari-Juni 2022, ekspor Kalimantan Tengah didominasi oleh komoditas bahan bakar mineral berupa batu bara senilai US$2.219,12 juta (78,49 persen dari total nilai ekspor).
Selain itu, tambahnya, kelompok lemak dan minyak hewani/nabati dan kelompok bijih, kerak, dan abu logam juga memberikan kontribusi yang besar, masing-masing senilai 8,45 persen dan 6,28 persen.
“Jika dilihat perkembangannya, total ekspor meningkat secara kumulatif 99,81 persen, dari US$1.414,94 juta pada Januari-Juni 2021 menjadi US$2.827,23 juta pada Januari-Juni 2022,” tandasnya. (aza/ko)