PALANGKA RAYA – Perubahan teknologi yang pesat telah mendorong dunia untuk beradaptasi dengan otomatisasi, sistem kapitalisme baru, dan perubahan kebutuhan keterampilan. Dalam menghadapi tantangan ini, sektor pendidikan memegang peran penting, termasuk pendidikan kejuruan yang harus bersiap menghadapi perubahan tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kalimantan Tengah, Muhammad Reza Prabowo, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Bidang SMK, Syaiful, pada kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kompetensi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMK Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2024. Acara ini berlangsung di Hotel Batu Suli Internasional, Palangka Raya, Minggu malam (10/11/2024).
Dalam sambutannya, Reza menekankan bahwa pemerintah menyadari potensi risiko yang timbul jika tidak ada dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni. Tanpa persiapan yang baik, pengangguran di kalangan muda dapat meningkat dan memicu ketidakstabilan sosial.
“Hal ini sangat relevan mengingat lulusan SMK masih menjadi salah satu penyumbang angka pengangguran di Indonesia,”ujarnya.
Reza juga menggarisbawahi bahwa sejarah dan kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya. Sejak masa prasejarah hingga kini, sistem pendidikan Indonesia terus berkembang mengikuti perubahan sosial, ekonomi, dan politik.
Pemerintah Indonesia sejak kemerdekaan telah berupaya menyesuaikan sistem pendidikan dengan kondisi internal negara dan membentuk jati diri sebagai bangsa yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan.
Nomenklatur pendidikan kejuruan kerap mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Saat ini, pemerintah provinsi Kalimantan Tengah berfokus pada peningkatan kualitas lulusan SMK yang mampu bersaing di pasar kerja global. Kebijakan seperti Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK bertujuan menghasilkan lulusan yang link and match dengan kebutuhan Dunia Usaha/Dunia Industri.
Reformasi pendidikan ini penting untuk mewujudkan visi Indonesia 2025 sebagai negara vokasi dengan rasio siswa SMA dan SMK 30:70.
“Program revitalisasi ini menjadi upaya konkret dalam mendorong peningkatan kualitas SDM di SMK, mengingat tantangan yang dihadapi seperti kurikulum yang kurang fleksibel, minimnya guru produktif, serta kesenjangan kompetensi lulusan yang belum sepenuhnya diserap oleh dunia kerja,”ungkapnya.
Pemprov Kalteng di bawah kepemimpinan Gubernur H. Sugianto Sabran melalui kegiatan Bimtek ini berupaya meningkatkan kompetensi manajerial Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum agar mampu melaksanakan peran mereka secara optimal dalam tim manajemen sekolah. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat koordinasi antar-stakeholders dan memastikan lulusan SMK siap bersaing di kancah nasional maupun internasional.
Revitalisasi SMK yang telah berjalan sejak 2016 diharapkan mampu menjawab tantangan pendidikan vokasi dan menghasilkan SDM berkualitas yang menjadi aset bangsa di tengah persaingan global yang semakin ketat. Semua pihak diharapkan bekerja sama untuk mewujudkan lulusan SMK yang kompeten dan mampu berkontribusi dalam pembangunan nasional.(hms/ram)