SAMPIT– K, tak kuasa menahan tangis ketika menunjukkan foto almarhumah anaknya kepada wartawan. Sambil sesenggukkan, ia berusaha menceritakan kembali peristiwa yang menimpa anaknya pada 20 Mei 2023 lalu.
Bocah yang masih duduk di kelas 5 di salah satu sekolah di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kala itu diduga diperkosa oleh seorang laki-laki berinisial Y, tetangganya.
Anak tersebut dibawa pelaku ke sebuah rumah Kecamatan Baamang. Di rumah tersebut korban disekap, diperkosa hingga diancam akan dibunuh.
Selesai diperkosa korban minta uang untuk membeli beli es. Usai mendapat uang sebesar Rp50 ribu, korban lari dan sembunyi ke warung.
Di warung tersebut, korban meminjam ponsel pemilik warung untuk memberitahukan kejadian yang dia alami ke ibunya.
K mengaku, usai mengalami kejadian tersebut, anaknya sering kali merenung dan menyendiri. “Anak saya juga sering menangis dan tidak mau diajak bicara,”ujarnya, Sabtu (11/1/2025).
Anaknya bahkan takut bertemu dengan orang lain hingga tak mau sekolah.
“Setelah tiga bulan usai kejadian, anaknya meninggal dunia yang diduga akibat depresi,”tegasnya.
K sudah melaporkan tersebut ke pihak kepolisian usai korban mengaku diperkosa. Â Namun, hingga kini pelaku tersebut masih belum ditangkap.
Pihak keluarga mengaku kerap mendapat teror dan ancaman usai kejadian tersebut. Bahkan, rumahnya terbakar dengan sebab yang tidak jelas.
Pihak keluarga diminta untuk tidak menuntut dan memperbesar kasus itu.
Pihak keluarga berharap, kasus tersebut bisa diselesaikan dan pelaku bisa ditangkap untuk diadili.(mif)