Senin, Juni 16, 2025
23.7 C
Palangkaraya

Merespons Protes Warga, Pemkab; Bandara  H Asan Diperluas, Ekonomi Terdongkrak

 

SAMPIT – Di balik upaya pemerintah memperpanjang landasan pacu Bandara H Asan Sampit, tersimpan asa besar untuk menjadikan wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sebagai simpul pertumbuhan ekonomi baru di Kalimantan Tengah.

Rencana pengembangan bandara ini tengah digodok serius. Bukan hanya soal fasilitas penerbangan yang lebih memadai, tetapi juga bagaimana infrastruktur itu bisa memberi dampak nyata pada denyut ekonomi masyarakat.

Pemerintah daerah meyakini, bandara yang mampu melayani pesawat berbadan lebar akan membuka pintu lebih lebar bagi investasi dan mobilitas orang.

“Kalau nanti landasannya bisa didarati Airbus A320-800, arus penumpang akan meningkat signifikan. Ini akan menumbuhkan persepsi bahwa Kotim sedang berkembang, dan tentu akan menarik perhatian investor,” kata Plt Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kotim, Rody Kamislam, Sabtu (24/5/2025).

Baca Juga : 
Bandara Haji Asan Dipadati Pemudik

Saat ini, Bandara H Asan baru bisa melayani pesawat jenis Boeing 737-500, dan itupun jumlahnya terbatas.

Dengan panjang runway yang hanya 2.060 meter, peluang untuk mendatangkan pesawat yang lebih besar masih tertahan. Karena itu, pemerintah daerah telah mengusulkan perpanjangan landasan menjadi minimal 2.200 meter, bahkan hingga 2.300 meter, kepada Kementerian Perhubungan.

Rody menambahkan, pengembangan bandara bukan semata demi lalu lintas udara. Ia percaya proyek ini akan membawa efek domino ke berbagai sektor ekonomi di Kotim.

“Ketika penerbangan langsung dari kota-kota besar tersedia, pejabat pusat bisa datang tanpa transit. Mereka akan menginap, makan, dan belanja di sini. Perputaran uangnya tentu sangat terasa, apalagi untuk pelaku UMKM dan sektor jasa lainnya,” ujarnya.

Baca Juga : 
Kapolda Kalteng Berangkatkan Satu Kompi Brimob ke Cikeas

Tak hanya itu, bandara yang lebih representatif juga akan menarik minat maskapai baru membuka rute ke Sampit. Hal ini diharapkan berdampak pada persaingan harga tiket yang lebih kompetitif dan terjangkau bagi masyarakat.

Saat ini, baru maskapai Nam Air yang rutin melayani rute dari dan ke Sampit, seperti Surabaya, Jakarta, dan Semarang. Namun, ketergantungan pada jenis pesawat Boeing 737-500 juga menjadi kekhawatiran tersendiri.

“Kalau nanti pesawat jenis itu sudah tidak dipakai lagi, kita bisa kesulitan. Padahal potensi penumpang di daerah ini sangat besar, terutama dari sektor perkebunan yang banyak melibatkan tenaga kerja dari luar daerah,” pungkasnya. (mif/ram)

 

SAMPIT – Di balik upaya pemerintah memperpanjang landasan pacu Bandara H Asan Sampit, tersimpan asa besar untuk menjadikan wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sebagai simpul pertumbuhan ekonomi baru di Kalimantan Tengah.

Rencana pengembangan bandara ini tengah digodok serius. Bukan hanya soal fasilitas penerbangan yang lebih memadai, tetapi juga bagaimana infrastruktur itu bisa memberi dampak nyata pada denyut ekonomi masyarakat.

Pemerintah daerah meyakini, bandara yang mampu melayani pesawat berbadan lebar akan membuka pintu lebih lebar bagi investasi dan mobilitas orang.

“Kalau nanti landasannya bisa didarati Airbus A320-800, arus penumpang akan meningkat signifikan. Ini akan menumbuhkan persepsi bahwa Kotim sedang berkembang, dan tentu akan menarik perhatian investor,” kata Plt Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kotim, Rody Kamislam, Sabtu (24/5/2025).

Baca Juga : 
Bandara Haji Asan Dipadati Pemudik

Saat ini, Bandara H Asan baru bisa melayani pesawat jenis Boeing 737-500, dan itupun jumlahnya terbatas.

Dengan panjang runway yang hanya 2.060 meter, peluang untuk mendatangkan pesawat yang lebih besar masih tertahan. Karena itu, pemerintah daerah telah mengusulkan perpanjangan landasan menjadi minimal 2.200 meter, bahkan hingga 2.300 meter, kepada Kementerian Perhubungan.

Rody menambahkan, pengembangan bandara bukan semata demi lalu lintas udara. Ia percaya proyek ini akan membawa efek domino ke berbagai sektor ekonomi di Kotim.

“Ketika penerbangan langsung dari kota-kota besar tersedia, pejabat pusat bisa datang tanpa transit. Mereka akan menginap, makan, dan belanja di sini. Perputaran uangnya tentu sangat terasa, apalagi untuk pelaku UMKM dan sektor jasa lainnya,” ujarnya.

Baca Juga : 
Kapolda Kalteng Berangkatkan Satu Kompi Brimob ke Cikeas

Tak hanya itu, bandara yang lebih representatif juga akan menarik minat maskapai baru membuka rute ke Sampit. Hal ini diharapkan berdampak pada persaingan harga tiket yang lebih kompetitif dan terjangkau bagi masyarakat.

Saat ini, baru maskapai Nam Air yang rutin melayani rute dari dan ke Sampit, seperti Surabaya, Jakarta, dan Semarang. Namun, ketergantungan pada jenis pesawat Boeing 737-500 juga menjadi kekhawatiran tersendiri.

“Kalau nanti pesawat jenis itu sudah tidak dipakai lagi, kita bisa kesulitan. Padahal potensi penumpang di daerah ini sangat besar, terutama dari sektor perkebunan yang banyak melibatkan tenaga kerja dari luar daerah,” pungkasnya. (mif/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/