PANGKALAN BUN- Diduga akibat sakit yang sudah lama tidak kunjung sembuh, membuat seorang ibu rumah tangga (IRT) berinisial KT (51) nekat mengakhiri hidupnya.
Dia menggantungkan tubuhnya di bawah jendela rumahnya di Kelurahan Madurejo, Selasa (25/2/2025) pukul 06.20 WIB.
Sontak akibat kejadian ini membuat seluruh penghuni rumah geger, bahkan warga sekitar juga merasa kehilangan.
Saat ini polisi sudah melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab kematian tersebut.
Kapolres Kobar AKBP Yusfandi Usman mengatakan, bahwa polisi sudah melakukan olah TKP dan meminta keterangan, baik sang suami maupun keluarga lainnya.
Aksi nekat ini sendiri pertama kali diketahui oleh suaminya sendiri, ketika tiba didalam rumahnya. Kondisi saat itu masih pagi hari dan belum ada aktivitas apapun.
Suami korban yang baru saja pulang kerja karena bekerja malam mendapati kondisi rumah sepi. Awalnya melihat situasi rumah tidak ada perbedaan dan situasi dirumah juga tidak sedang bermasalah.
Namun ketika masuk ke dalam tidak mendapati sang istri, sehingga memanggil beberapa kali. Karena tidak ada jawaban akhirnya masuk kedalam kamar.
“Begitu masuk kamar, betapa kagetnya mendapati sangi istri sudah dalam keadaan gantung diri dan tidak bernafas. Sontak histeris dan berteriak memanggil kerabat dan tetangga sekitarnya,”katanya.
Informasi dari beberapa saksi yang mengatakan, bahwa korban melakukan gantung diri diduga karena tidak tahan dengan kondisi penyakitnya. Karena selama ingin mengidap penyakit paru-paru yang tidak kunjung sembuh.
Padahal beberapa kali melakukan pengobatan, namun apa yang dideritanya juga tidak membuatnya membaik. Polisi yang mendapatkan laporan langsung melakukan olah TKP dan membawa korban kerumah sakit dilakukan visum.
“Tim Inafis Polres Kobar lalu melakukan Olah TKP, mengumpulkan barang bukti yang ada, dan mengevakuasi jenasah korban ke RSUD Sultan Imanudin Pangkalan Bun untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” ujar Kapolres.
Sementara salah seorang pihak bernama Zainal Abidin keluarga bernama, bahwa beberapa hari sebelum kejadian korban sempat beberapa kali melakukan komunikasi melalui WA kepada anak bungsunya.
Dia berpesan bahwa apabila dirinya sudah meninggal seluruh keluarga jangan terpisah satu sama lainnya.
Semuanya harus bersatu rukun dan saling tolong menolong. Dan kalau nantinya dirinya meninggal agar tidak dimakamkan di Pangkalan Bun.
“Nanti kalau meninggal keluarga bisa menguburkan ke Palangka Raya saja supaya bergabung dengan saudara lainnya disana. Inilah pesan dan pengakuan anak korban ketika melakukan komunikasi kepada korban melalui WA, beberapa waktu lalu,”ucapnya.(son)