Site icon KaltengPos

Berharap Covid-19 Jadi Endemi

DIGENCARKAN: Warga mengikuti vaksinasi di mapolda Kalteng, belum lama ini. Pemerintah masih menggencarkan vaksinasi untuk membentuk herd immunity. DENAR/ KALTENG POS

CAKUPAN vaksinasi Covid-19 di sejumlah negara sudah melebihi 70 persen. Singapura contohnya yang kini sudah mencapai 80 persen. Mereka menuju negara endemi yakni menganggap Covid-19 sebagai virus tahunan atau berteman dengan Covid-19. Bagaimana peluang Indonesia?

Data Indonesia per Rabu (1/9) sudah 63 juta orang divaksinasi dosis pertama. Sudah 36 juta orang divaksinasi hingga dosis kedua atau lengkap.

Ahli Spesialis Penyakit Dalam yang juga Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban menilai dunia berharap Covid-19 hilang dan pandemi selesai. Namun, sejumlah virus selama ini bahkan memang tak bisa hilang sama sekali, contohnya HIV.

“Semua pasti berharap ingin hilang. Bukan hanya endemi atau hiperendemi. Tapi, Indonesia dan dunia itu masih menghadapi (virus) di antaranya HBV dan HIV. Bahkan HIV sudah 40 tahun menjadi ‘teman’ kita,” kata Prof Zubairi dalam kicauannya dan sudah dikonfirmasi oleh JawaPos.com (Grup Kalteng Pos), Kamis (2/9).

Lalu apakah ada pertanda bahwa Indonesia akan mengalami hiperendemi? Menurutnya saat ini kasus di dunia saja masih naik turun.

“Bicara saat ini saja dulu. Peta seluruh dunia ya pandemi. Naik turun. Belum ada yang endemi dan juga hiperendemi. Termasuk Indonesia,” katanya.

Memang kabar baiknya, situasi Covid-19 saat ini sudah mulai turun. Menurutnya sekarang rumah sakit mulai sepi. Positivity rate juga turun signifikan. Namun, angka kematian masih tinggi. Per Rabu (1/9) angka kematian kembali naik ke angka 600-an jiwa, naik dari hari-hari sebelumnya yakni 500-an jiwa.

“Namun angka kematian kita masih tinggi. Ini yang menjadi catatan,” pungkas Prof Zubairi.(uni)

Exit mobile version