HEPATITIS adalah peradangan pada hati (liver) yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi virus, konsumsi alkohol berlebihan, penggunaan obat-obatan tertentu, penyakit autoimun, dan infeksi parasit.
Dikutip dari pafikotamarauke.org, penyakit ini dapat bersifat akut (berlangsung singkat) atau kronis (berlangsung lama) dan dapat berujung pada kerusakan hati permanen jika tidak ditangani dengan tepat.
Gejala Hepatitis
Gejala hepatitis dapat bervariasi tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Beberapa gejala umum yang sering muncul antara lain:
- Demam ringan
- Kelelahan atau lemas
- Nafsu makan menurun
- Mual dan muntah
- Nyeri perut, terutama di bagian kanan atas
- Urine berwarna gelap
- Feses berwarna pucat
- Kulit dan mata menguning (jaundice)
- Nyeri sendi
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
Pada beberapa kasus, terutama pada hepatitis akut, gejala dapat muncul secara tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu singkat. Sedangkan pada hepatitis kronis, gejala mungkin tidak tampak selama bertahun-tahun meskipun terjadi kerusakan hati yang signifikan.
Penyebab Hepatitis
Penyebab hepatitis dapat dibedakan menjadi dua kategori utama: infeksi (terutama virus) dan non-infeksi.
1. Penyebab Infeksi
Hepatitis A: Disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV), biasanya ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi.
Hepatitis B: Disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV), ditularkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh yang terinfeksi, seperti hubungan seksual tanpa pelindung atau penggunaan jarum suntik bersama.
Hepatitis C: Disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV), umumnya ditularkan melalui darah yang terkontaminasi, seperti penggunaan jarum suntik bersama.
Hepatitis D: Disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV), hanya dapat menginfeksi individu yang sudah terinfeksi hepatitis B.
Hepatitis E: Disebabkan oleh virus hepatitis E (HEV), biasanya ditularkan melalui air yang terkontaminasi.
Hepatitis Akut Misterius: Kasus hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya, terutama ditemukan pada anak-anak.
2. Penyebab Non-Infeksi
Konsumsi Alkohol Berlebihan: Alkohol dapat merusak sel-sel hati dan menyebabkan peradangan.
Penggunaan Obat-obatan Tertentu: Beberapa obat, seperti paracetamol dalam dosis tinggi, dapat menyebabkan kerusakan hati.
Penyakit Autoimun: Sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel hati, menyebabkan peradangan.
Perlemakan Hati Non-Alkoholik (NAFLD): Penumpukan lemak di hati tanpa konsumsi alkohol berlebihan.
Infeksi Parasit: Infeksi cacing hati (fascioliasis) dapat menyebabkan peradangan hati.
Pengobatan Hepatitis
Pengobatan hepatitis tergantung pada jenis, penyebab, dan tingkat keparahan penyakit.
1. Hepatitis A
Tidak ada pengobatan spesifik untuk hepatitis A. Kebanyakan kasus sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Perawatan fokus pada meredakan gejala, seperti istirahat yang cukup, hidrasi, dan konsumsi makanan bergizi. Vaksinasi hepatitis A dapat mencegah infeksi ini.
2. Hepatitis B
Pada kasus akut, pengobatan biasanya tidak diperlukan karena tubuh dapat mengatasi infeksi. Namun, pada kasus kronis, pengobatan antiviral seperti tenofovir atau entecavir mungkin diperlukan untuk mengendalikan virus dan mencegah kerusakan hati lebih lanjut. Vaksinasi hepatitis B efektif mencegah infeksi.
3. Hepatitis C
Pengobatan hepatitis C telah berkembang pesat dengan penggunaan obat antivirus langsung (DAAs) yang efektif dalam menyembuhkan infeksi. Obat-obatan ini dapat menyembuhkan infeksi dalam waktu 8–12 minggu. Tidak ada vaksin untuk hepatitis C, tetapi pengobatan yang tepat dapat mencegah komplikasi serius.
4. Hepatitis D
Karena hepatitis D hanya terjadi pada individu yang terinfeksi hepatitis B, pengobatan fokus pada pengelolaan hepatitis B. Obat antiviral tertentu dapat membantu mengendalikan infeksi hepatitis D.
5. Hepatitis E
Sebagian besar kasus hepatitis E sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus. Namun, pada wanita hamil, terutama pada trimester ketiga, hepatitis E dapat berisiko tinggi dan memerlukan perhatian medis segera.
6. Hepatitis Akut Misterius
Karena penyebabnya belum diketahui, pengobatan bersifat suportif, yaitu meredakan gejala dan mendukung fungsi hati. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami penyebab dan pengobatan yang tepat.
7. Hepatitis Non-Infeksi
Hepatitis Alkoholik: Menghentikan konsumsi alkohol adalah langkah pertama. Perawatan mungkin termasuk obat-obatan untuk mengurangi peradangan dan mendukung fungsi hati.
Hepatitis Obat: Menghentikan penggunaan obat yang menyebabkan kerusakan hati. Perawatan suportif dan pemantauan fungsi hati diperlukan.
Hepatitis Autoimun: Penggunaan obat imunosupresan, seperti prednison, untuk mengurangi peradangan.
Perlemakan Hati Non-Alkoholik: Perubahan gaya hidup, seperti diet sehat dan olahraga, untuk mengurangi lemak hati.
Pencegahan Hepatitis
Beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko hepatitis antara lain:
Vaksinasi: Vaksin hepatitis A dan B tersedia dan efektif mencegah infeksi.
Praktik Kebersihan yang Baik: Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.
Keamanan dalam Penggunaan Jarum Suntik: Hindari berbagi jarum suntik atau alat medis lainnya.
Penggunaan Kondom: Menggunakan kondom dapat mengurangi risiko penularan hepatitis B dan C melalui hubungan seksual.
Pembatasan Konsumsi Alkohol: Menghindari konsumsi alkohol berlebihan untuk mencegah hepatitis alkoholik.
Penggunaan Obat dengan Bijak: Menghindari penggunaan obat-obatan yang tidak diresepkan atau melebihi dosis yang dianjurkan.(*)