Site icon KaltengPos

Pencegahan Karhutla Perlu Sampai Keakarnya

FOTO : Natalia

PALANGKA RAYA-Memasuki musim kemarau, penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tentunya menjadi perhatian bersama dari semua pihak. Baik pemda maupun masyarakat. Upaya pencegahan pun menjadi langkah antisipasi utama dan harus dilakukan secara maksimal.

Anggota DPRD Kalteng Natalia menilai kesiapan pemda dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla di tahun 2023 ini sudah sangat baik. Namun, dalam upaya penanganan karhutla tidak hanya dilakukan dengan upaya pencegahan semata, melainkan perlu ada solusi tepat dalam menyelesaikan akar masalah karhutla itu.

“Permasalahannya yaitu masyarakat kita inginnya membuka lahan, dan satu-satunya cara yang mereka tahu dan praktis yakni dengan membakar. perlu ada solusi yang pas bagi petani, khususnya yang berada di pelosok. Jadi, solusinya harus ditemukan dulu kalau mencegah itu bisa, tapi solusi dari pencegahan itu apa, sedangkan masyarakat petani dan peladang menginginkan itu,” ucapnya, Rabu (14/6).

Dirinya mengatakan, tanpa adanya solusi dari pemda terkait pembukaan lahan tanpa bakar yang tepat dan murah. Maka pencegahan karhutla pun akan menjadi lebih sulit.

“Keberadaan aturan pelarangan pembakaran lahan pun jadi kurang optimal. Apalagi jika aturan ini tidak disosialisasikan secara masif. Pemerintah harus memikirkan jalan keluar jangka panjang. Soalnya, Masyarakat itu bukan maling karena mereka menggarap tanahnya sendiri. Dengan solusi yang tepat, ditambah aturan yang ada, maka kita bisa menjaga dan mencegah supaya lahan yang dikelola masyarakat tidak menimbulkan polusi,” ujarnya.

Sebelumnya Prakirawan BMKG Stasiun Tjilik Riwut Palangka Raya, Lian Andriani mengatakan hingga awal Juni 2023 terpantau sudah ada 970 titik panas yang terdeteksi di 11 kabupaten dan kota, dan dalam beberapa hari terakhir terdapat 7 titik panas yang terpantau di Kotawaringin Timur dan Kapuas.

“Musim kemarau di Kalteng diperkirakan terjadi pada akhir Juni. Sehingga daerah-daerah kering berpotensi terjadinya karhutla. Apalagi curah hujan di Kalteng terus menurun, dan signifikan terjadi di Kotawaringin Timur,” tutupnya. (irj/ans)

Exit mobile version