SAMPIT- Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) diminta untuk turut mengawasi pendistribusian gas elpiji 3 kilogram atau gas elpiji subsidi agar benar-benar sampai kepada masyarakat yang berhak menerimanya, dan harganya juga sangat mahal didapat oleh masyarakat.
Anggota DPRD Kabupaten Kotim Rimbun ST mengatakan, pihaknya banyak mendapatkan laporan dari masyarakat terkait dengan tingginya harga gas elpiji 3 kilogram yang sampai kepada masyarakat, yang harga melebihi harga eceran tertinggi (HET).
“Gas Elpiji 3 kilogram yang seharusnya harga sekitar Rp18.000, saat ini di eceran sampai Rp 35.000, ini yang perlu diselesaikan. Maka kami minta pemerintah daerah harus cepat merespons hal ini, ada apa harganya sampai setinggi itu,” kata Rimbun, Rabu (25/5)
Menurutnya pemerintah daerah bersama aparat penegak hukum harus bersinergi untuk memastikan ketersedian stock gas elpiji 3 kilogram benar-benar terpenuhi. Sehingga dapat mengetahui penyebab tingginya harga ditingkat eceran.
“Pemerintah daerah dan aparat penegak hukum harus bersinergi kenapa harga gas elpiji 3 kilogram itu mahalnya seperti itu, kalau ada oknum yang bermain maka harus ditindak tegas,” ujar Rimbun.
Politisi Partai PDI Perjuangan ini mengatakan, melihat dari prinsip ekonomi, memang masyarakat cenderung memilih komoditas barang yang dinilai ramah dengan kantong mereka. Sehingga, tak jarang ada beberapa oknum di masyarakat malah memanfaatkan situasi ini, untuk mencari keuntungan sendiri.
“Pendistribusiannya harus benar-benar diawasi, jangan sampai salah sasaran. Dan terjadi kelangkaan lagi terhadap gas elpiji 3 kilogram yang bermuara kepada tingginya harga ditingkat eceran, dan selama ini tingginya harga elpiji seakan dianggap biasa oleh banyak pihak, padadahal, kondisi itu semakin memberatkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tutupnya.(bah/ko)