SAMPIT – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Dra Rinie beserta Ketua Komisi III H Sanidin serta anggota dewan lainnya, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Markas Komando (Mako) Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan di Jalan S Parman, Sampit, Senin (27/9) sore.
“Saat kami melakukan sidak ke Mako Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, kami melihat sejumlah sarana dan prasarana (sarpras) fasilitas yang ada di mako tidak layak lagi. Salah satunya tempat parkir mobil pemadam kebakaran yang sudah terlihat reyot, dan atapnya bocor,” kata Rinie.
Ketua dewan itu mengaku sangat prihatin melihat tempat para petugas yang piket setiap hari hanya diatapi seng bekas yang sudah rusak. Sehingga ketika terjadi hujan, tempat tersebut basah dan kondisi lahannya juga becek dan tergenang air, serta mobil yang digunakan juga sudah terlihat tidak layak lagi, tetapi masih bisa berfungsikan.
“Saya harap di tahun 2022 nanti Pemerintah Kabupaten Kotim dapat meningkatkan sarana dan prasarana Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan. Karena hal itu sangat penting dan berkaitan dengan kepetingan masyarakat banyak,” ujar Rinie.
Politikus PDI Perjuangan ini juga mengatakan, yang tidak kalah penting juga anggaran untuk para petugas. Terutama uang gaji mereka dinilai sangat kecil. Yaitu kerja 12 jam hanya dihargai Rp 50 ribu. Seharusnya minimal Rp100 ribu per orang.
“Kami berharap pemerintah daerah juga dapat memperhatikan mereka. Sebab mereka merupakan ujung tombak kita dalam mengatasi bencana di daerah. Salah satunya pada saat musim kemarau kerap kali terjadi kebakaran hutan dan lahan,” ungkap Rinie.
Ia juga mengatakan, hasil sidak kemarin, bahwa pihaknya sepakat kalau Mako Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan itu sebaiknya dipindah dari tempat tersebut ke Jalan Pemuda. Karena di sana masih ada lahan kosong yang dapat digunakan dan sangat cocok untuk terminal dan mako.
“Kami juga sudah melihat lokasinya dan kami harap dukungan dari bupati bisa merealisasikannya di tahun 2022 nanti. Karena kita tidak tahu tahun depan apakah kita masih berada di musim hujan apa tidak. Bisa saja tahun depan itu kemarau panjang. Oleh sebab itu, kita harus siap menghadapi segala bentuk bencana daerah, terutama karhutla,” harapnya. (bah/ens)