Site icon KaltengPos

Momen Nataru di Kota Cantik Hasilkan Sampah 130 Ton per Hari

VOLUME MENINGKAT: Tumpukan sampah TPA Bukit Tunggal yang diratakan oleh alat berat. ARIEF PRATHAMA/KALTENG POS

PALANGKA RAYA- Seiring dengan perayaan Natal dan tahun baru (nataru) tempo hari, jumlah volume sampah Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bukit Tunggal Jalan Tjilik Riwut Km 14 meningkat dari hari biasanya.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) TPA Bukit Tunggal Cebyanto mengatakan, mulai 24 Desember 2022, volume sampah yang masuk di TPA Bukit Tunggal sudah menunjukkan peningkatan dari hari-hari sebelumnya. Peningkatan itu terus terjadi sampai akhirnya perlahan menurun pada 2 Januari 2023.

“Kenaikan mencapai 10 persen. Dari 120 ton per hari, di minggu terakhir dan awal tahun mencapai 130 ton per hari,” beber Cebyanto kepada Kalteng Pos, Selasa (3/1/2023).

Sampah yang masuk didominasi oleh sampah rumah tangga dan sampah sisa-sisa pembersihan seperti di daerah lingkungan perumahan seperti rumput dan dedaunan. “Kalau sehabis tahun baru dominannya itu banyak seperti sampah bekas-bekas mercon dan segala macam, karena larinya ke TPA semua,” ucapnya.

Sampah rumah tangga disinyalir membludak karena banyak masyarakat yang memutuskan mudik meninggalkan rumah sehingga membersihkan rumah lebih dulu sebelum berangkat. Selain itu juga ada penambahan sedikit pada jenis sampah yang berbeda. Dari jenis sampah di TPA yang biasanya didominasi oleh sampah rumah tangga, menjadi didominasi oleh sampah-sampah bekas kembang api dan mercon.

“Malam tahun baru kan luar biasa orang Palangka Raya ini merayakannya dengan pesta kembang api, jadi bekas kembang api dan mercon itu kan semuanya lari ke TPA semua,” jelasnya.

Membandingkan dengan volume sampah saat perayaan nataru tahun lalu, Cebyanto menyebut volume sampah banyak tahun ini. Sebab, tidak banyak aktivitas masyarakat yang dilakukan di momen pergantian tahun dibandingkan dengan sekarang karena notabene masih dalam suasana Covid-19.

“Apalagi kan saat ini masyarakat sudah tidak dibatasi lagi dalam beraktivitas, makanya bisa kita lihat situ bahwa kalau aktivitas masyarakatnya ramai, otomatis sampahnya juga banyak,” ujarnya. (dan/ram)

Exit mobile version