Pandemi Covid-19 yang berdampak ke dunia pendidikan, tak menghalangi para pendidik berkreasi dan berinovasi dalam memberikan materi ajar kepada anak didiknya. Terbukti inovasi dan kreativitas guru di Kabupaten Kapuas berhasil mengharumkan nama daerah itu di kancah nasional dengan menjuarai event bertajuk Lomba Inovasi Karya (Lingkar) 2021. Pemerintah daerah pun memberi apresiasi yang tinggi kepada pahlawan tanpa tanda jasa tersebut.
GALIH, Kuala Kapuas
PANDEMI Covid-19 yang melanda Kalteng sejak Maret 2020 lalu menyebabkan proses pendidikan terganggu. Pembelajaran beralih dari tatap muka langsung menjadi pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah (BDR). Kondisi ini sesuai amanah dari SKB Empat Menteri tentang Pengelolaan Pengajaran selama Masa Pandemi. Kesehatan dan keselamatan peserta didik menjadi prioritas utama.
Ketika menghadiri halalbihalal gabungan Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, PGRI, dan PGMI Kabupaten Kapuas, Sabtu (22/5) Bupati Ir. Ben Brahim S.Bahat, MM. MT memberi apresiasi dan mengutarakan kebanggaannya terhadap Ibu Sri Rahayu, S.PdI atas prestasi yang ditorehkan melalui inovasi pembelajaran pada kondisi pademi Covid-19.
“Saya ucapkan selamat dan sukses serta memberi apresiasi tinggi atas prestasi Ibu Sri Rahayu, S.PdI guru TK Islam Terpadu Al Abror Kuala Kapuas yang telah meraih juara pertama Lomba Inovasi Karya (Lingkar) Kategori PAUD Tahun 2021 sehingga mengharumkan nama Kabupaten Kapuas di tingkat nasional,” ucap Bupati Ben Brahim.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Kapuas Ir. Ben Brahim S.Bahat, MM, MT bersama Bunda PAUD Ary Egahni Ben Bahat, SH. MH menyerahkan bantuan alat permainan edukatif (APE) kepada sejumlah kepala TK/PAUD se-Kabupaten Kapuas, sebagai media pembelajaran yang efektif guna meningkatkan kreativitas guru, orang tua, dan anak selama proses pembelajaran dari rumah masa pandemi Covid-19.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kapuas Suwarno Muriyat mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 menuntut pendidik, tenaga kependidikan, pemerintah, maupun masyarakat sebisa mungkin menempuh berbagai cara agar dapat beradaptasi dengan pandemi. Salah satunya adalah home literacy (Holi) seperti yang dikembangkan oleh Sri Rahayu.
Sebelumnya di hadapan kadisdik, kabid, dan kasi PAUD dan Dikmas Dinas Pendidikan Kapuas, Sri Rahayu mempresentasikan hasil inovasi dan rangkaian lomba.
“Awal April lalu saya ikut Lingkar Guru dan Rumah Pintar ke-8 oleh Astra sebagai mitra dari Kemendikbud. Berbagai karya dari seluruh nusantara berhasil lolos. Kemudian terpilihlah 100 finalis dari 6.170 peserta yang mengirimkan karya, termasuk saya. Berikutnya seleksi tahap final berupa pembuatan video implementasi, penyusunan bahan presentasi dan ujian secara virtual melalui video conference. Implementasi upaya menginspirasi orang tua peserta didik selama masa BDR melalui Holi dimulai dari guru memilih tiga buku dengan judul berbeda dan memuat penguatan pendidikan karakter, pendidikan abad ke-21, literasi dasar, dan HOTS,” jelas Sri Rahayu.
Lebih lanjut dijelaskannya, guru menyusun ragam kegiatan bermain bersama anak dengan acuan pada buku terpilih. Menyiapkan alat peraga edukatif dan bahan sebagai media bagi orang tua bermain bersama anaknya. Selanjutnya guru mengirim pengumuman melalui grup WA agar orang tua bisa memilih hari dan jam tertentu untuk pelaksanaan Holi sebagai proses pembelajaran. Dan hal ini dapat dilakukan secara mandiri oleh orang tua pada waktu lainnya.
Ia menambahkan, kepala sekolah dituntut bertanggung jawab atas keberlangsungan sekolah. Sebab, ada berbagai kendala yang dialami dalam proses BDR. Antara lain, tidak semua orang tua mampu mendampingi kegiatan belajar dari rumah karena alasan pekerjaan, keterbatasan pengetahuan dalam menerapkan metode pembelajaran, dan kesulitan dalam memotivasi anak.
“Kepala sekolah mesti kompeten dalam kepemimpinan, sehingga proses pembelajaran makin meningkat. Holi ini mampu meningkatkan kualitas BDR, pendampingan orang tua dan kompetensi guru, khususnya pada TK Islam Terpadu Al Abror, karena itu kami akan terus berinovasi menciptakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan, serta komunikatif, sehingga ada sinergi antara guru dan orang tua untuk memberikan pembelajaran yang berkualitas dan bermakna bagi anak-anak,” pungkasnya. (*/ce/ala)