Site icon KaltengPos

Masih Produktif Berkarya, Sering Disambangi Musisi

KELUARGA SENIMAN: Z Muchtar (berdiri paling kiri) saat berkumpul bersama keluarga. Sejauh ini sudah ada ratusan lagu yang diciptakannya dan dinyanyikan pedangdut Indonesia. FOTO: DOKUMEN PRIBADI UNTUK KALTENG POS

Z Muchtar memang sudah memasuki lanjut usia (lansia). Namun baginya usia tidak jadi penghalang untuk terus berkarya. Saban tahun selalu menciptakan lagu. Ratusan lagu sudah dirilis dan dinyanyikan penyanyi lokal hingga raja dangdut Rhoma Irama. Sebagian lagi belum terpublikasi.

AKHMAD DHANI, Palangka Raya

TERHITUNG ada 310 lagu ciptaan Z Muchtar yang sudah dipublikasikan. Selain itu, lagu gubahan Muchtar yang belum terpublikasi pun masih banyak. Bahkan melebihi jumlah lagu yang sudah terpublikasi.

“310 lagu itu yang terhitung sudah publikasi dan dinyanyikan, kalau yang belum publikasi itu masih tersimpan di folder saya, ada banyak, bahkan jumlahnya melebihi lagu yang sudah dipublikasi,” beber Z Muchtar.

Suami dari Kartini itu menyebut, lagu-lagu ciptaannya punya latar belakang berbeda. Mulai dari permintaan klien hingga gubahan hasil inspirasi dadakan. Sepanjang tahun 2022, setidaknya ada puluhan klien, dari musisi sampai masyarakat umum yang hobi bernyanyi, mendatangi Muchtar untuk memintanya menggubah lagu. Meski tak bisa memastikan berapa banyak, tapi ia mengakui sepanjang tahun 2022 lalu ada cukup banyak artis lokal Kalteng yang menggunakan jasanya. Hanya saja, Muchtar sebagai pencipta lagu kadang dibuat kecewa oleh pembawaan lagu beberapa penyanyi yang tak sesuai ekspektasinya. Belum mampu membawakan lagu dengan baik dan benar. Hanya ada beberapa yang bisa membawakan secara baik lagu ciptaannya.

“Penyanyi kalau bernyanyi itu harus bisa berekspresi sesuai lagu yang dibawakan, kalau lagu bertema kesedihan tapi penyanyi tidak bisa menyesuaikan ekspresinya, maka penampilannya tidak akan bagus,” jelasnya.

Ada beberapa artis lokal yang sering menyanyikan lagu ciptaan Muchtar dan sukses membawakan hasil gubahannya itu. Di antaranya ada nama Novita Ayu, Karlina, Lia Ananda, dan Kristina yang semuanya merupakan penyanyi Kalteng.

 

“Mereka semua bisa membawakan lagu saya dengan bagus, dari suara sampai ekspresi, itu sudah bagus,” ungkapnya. “Yang saya heran, tidak ada satu pun di antara mereka itu yang laki-laki,” tambahnya.

Sejauh ini hanya ada beberapa penyanyi Kalteng yang dapat membawakan dengan baik lagu-lagu ciptaan Muchtar. Rata-rata merupakan perempuan. Belum ada penyanyi laki-laki asal Kalteng yang dinilai dapat membawakan lagu ciptaannya dengan baik dan sempurna. Beberapa kritikan pun dilayangkan Muchtar. Sebab, berdasarkan pengalamannya membina artis lokal, ketidakmampuan itu kebanyakan terjadi karena kemalasan penyanyi untuk konsisten berlatih.

Sudah ada banyak artis Kalteng yang ahrinya bisa go nasional setelah menyanyikan lagu ciptaannya. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan. Penyanyi laki-laki di Kalteng, lanjut Muchtar, bagus secara minat, tapi masih belum dari segi kualitas. Suara yang bagus tak didukung dengan ekspresi yang menunjang saat membawakan lagu.

“Bukan sekadar menyanyi, tapi harus bisa mengisi ruh dalam lagu, sehingga lagu itu bisa didengar orang sesuai dengan tema lagunya,” jelasnya.

Muchtar mengakui bahwa dewasa ini ada banyak bibit-bibit penyanyi Kalteng yang punya potensi besar. Hanya saja perlu pengembangan yang terarah, yang dapat dilakukan dengan latihan yang konsisten dan tidak mudah berpuas diri. Seorang penyanyi harus besar karena prestasi dan tidak boleh lupa diri.

“Jadi dia jangan merasa besar karena bisa, belum waktunya, tapi besarnya itu karena dia sudah berprestasi, juga tidak boleh lupa diri,” katanya.

Ayah beranak lima itu menyebut, banyak penyanyi lokal yang pernah dibimbingnya justru mudah cepat puas dan gampang tinggi hati. Sebagai penulis lagu yang juga ikut membimbing penyanyi untuk bisa membawakan lagu secara baik, Muchtar kerap menemukan penyanyi yang bersikap demikian.

“Orang bernyanyi itu bukan dari kepercayaan dirinya, tapi dari penilaian orang lain, karena orang lain yang melihat, mereka yang melihatlah yang bisa merasakan seperti apa suara, penjiwaan, dan ekspresi penyanyi dalam membawakan lagu,” ujarnya.

Sejauh ini ia belum mendapati satu pun penyanyi laki-laki yang dapat membawakan lagunya dengan baik. Ia berharap penyanyi-penyanyi lokal tidak cepat berbesar hati saat kariernya menanjak.

“Intinya begitu, penyanyi itu jangan cepat puas hati. Jangan sampai baru terkenal dikit, langsung merasa besar,” ucapnya.

Pria kelahiran tahun 1954 itu juga menuturkan, dari pengalamannya sebagai pencipta lagu, ada banyak penyanyi yang mau membawakan lagu-lagu ciptaannya. Sebagai pencipta lagu, ia pun tidak sembarangan memilih penyanyi yang akan membawakan hasil karyanya.

“Saya harus tahu siapa yang menyanyikan, kalau misalnya penyanyi baru, akan saya tes dulu suaranya seperti apa, saya suruh nyanyi lagu yang ia senangi, dari situ saya bisa menyesuaikan lagu apa yang cocok untuk dibawakan,” jelasnya.

“Tiap penyanyi itu ada tipe masing-masing, jadi harus menemukan keunikannya,” tambahnya.

Bagi Muchtar, selain musik, lirik juga harus diperhatikan dalam pembuatannya. Lirik menjadi bagian dalam lagu yang abadi dan selamanya dapat direnungkan pendengar. Maka dari itu, pembawaannya pun harus sempurna agar lagu yang dibawakan benar-benar mengena dalam jiwa pendengar.

“Musiknya dinikmati orang, liriknya direnungkan orang, ketika liriknya itu mengena, apakah tentang ketuhanan, nasihat, maupun kejadian, itu akan sangat bagus, makanya ketika seorang penyanyi membawakan lagu, harus sesuai dengan itu,” pungkasnya. (*selesai/ce/ala)

Exit mobile version