Kamis, April 25, 2024
31.7 C
Palangkaraya

Muhammad Khairi, Anak Panti Asuhan yang Sukses Jadi Pebisnis Jamur

Tak Pelit Berbagi Ilmu, Omzet Bertambah Jadi Nilai Bonus

Permintaan dari pelanggan terus berdatangan. Produksi jamur sedang terbatas. Begitu gambaran yang sedang dihadapi Muhammad Khairi dengan bisnis budi daya jamur miliknya.

GILANG RAHMAWATI, Palangka Raya

KEBANJIRAN orderan seperti ini dirasakan setelah banyak masyarakat yang mulai akrab mengonsumsi jamur. Tidak lagi menjadi hal yang ditakutkan sebagai racun, justru memiliki segudang manfaat. Ditambah lagi petani atau pembudi daya jamur di Kota Palangka Raya masih sedikit.

Ia terbilang merupakan pembudi daya jamur senior. Bagaimana tidak, usahanya dirintis sejak masih menjadi anak Panti Asuhan Ayah Bunda. Panti asuhan yang beralamat di Jalan Mahir Mahar, Kelurahan Sabaru, Kecamatan Pahandut, Palangka Raya tersebut menjadi salah satu cikal bakal berkembangnya pembudi daya jamur di Kota Cantik ini.

“Semua ilmu yang saya terapkan ini berasal dari sana (Panti asuhan, red). Niatnya dulu itu mau sekolah sambil kerja, tapi sama ibu panti ditawarkan kalau mau cari uang tambahan setelah pulang sekolah bikin jamur,” tuturnya.

Setelah dirasa memiliki kemampuan dalam budi daya, ia dipercaya sebagai pembina. Kemudian, demi menambah ilmu mengenai jamur maka pihak panti memberi kesempatan dirinya untuk belajar di Jawa. “Kebetulan ada pelatihan,”ucapnya.

Tepat pada tahun 2011, ia keluar dari panti asuhan karena memilih untuk hidup mandiri. Tahun 2013, bersama sang istri, dimulailah usaha budi daya jamur. Dia memilih fokus pada budi daya jamur, sang istri mengembangkan usaha lain yakni jamur krispi.

Baca Juga :  Jum'atni Tiga Periode Mengabdi, Dikenal sebagai Sosok Rendah Hati

“Kalau jamur segar ini bertahan tiga hari saja. Jadi saya pikir lagi bagaimana memanfaatkan jamur biar tahan lama, makanya istri yang melanjutkan jadi usaha jamur krispi. Alhamdulillah peminatnya juga banyak,” tambahnya.

Budi daya jamur miliknya diberi nama Oyster Mushroom Khairi. Lokasi budi daya itu berada di Jalan Kenanga I, Kelurahan Kalampangan, Kecamatan Sebangau, Kota Palangka Raya. Ada dua bangunan yang berdiri. Keduanya terbuat dari kayu. Satu bangunan laiknya rumah, dan satu lagi bangunan khusus meletakan baglog (wadah tanam untuk menaruh bibit jamur, red).

Pelaku UMKM binaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) ini dulunya sebagai peserta pelatihan budi daya jamur, kini ia dipercaya sebagai pelatih. Ia selalu diajak sebagai pelatih atau mentor ketika BRI membuka pelatihan kepada masyarakat mengenai budi daya jamur.

Ilmu yang dimiliki sudah disebarkan ke banyak pembudi daya pemula. Hal itu memang diinginkannya. “Pembudi daya jamur yang baru-baru itu tidak saya anggap sebagai saingan, tetapi rekan bisnis. Kalau ada kendala sama-sama diskusi,” ucap pria berusia 31 tahun itu.

Baca Juga :  Terkumpul 1.129 Foto, Peserta Terbanyak dari Tiga Provinsi

Dalam perjalanan pengembangan bisnis, ada berbagai faktor yang cukup membantunya. Pertama, ia mengaku mendapat tambahan modal melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) program BRI. Kedua, pemasaran melalui media sosial, grup jual beli di Facebook. Melalui dunia maya itu, pemasaran jamur miliknya meluas.

“Saat ini yang berkembang pemasaran di forum jual beli. Dampaknya itu orang jadi tahu usaha saya dan tahu soal jamur ini bisa dikonsumsi,” tegasnya.

Khairi menjadi salah satu inspirasi bagi UMKM binaan BRI lain. Hal itu diakui Pimpinan Cabang BRI Palangka Raya Bobby Bayu Nurzaman yang diwakilkan Manajer Bisnis Mikro Menoto.

Saat disinggung mengenai dukungan terhadap UMKM, ia menyebut saat ini UMKM yang ingin menambah modal tidak perlu lagi datang ke kantor BRI Cabang Palangka Raya. Cukup melalui gawai saja karena ada WhatsApp (WA) Center Kantor Cabang Palangka Raya dan BRISpot.

Ada berbagai fitur layanan di WA Canter itu, seperti pengajuan pinjaman, keluhan dan saran, informasi bantuan sosial hingga informasi QRIs. “Sekarang semua di handphone. Pelaku UMKM tidak perlu lama menunggu pengajuan pemodalan,” ujarnya.(ram)

 

Permintaan dari pelanggan terus berdatangan. Produksi jamur sedang terbatas. Begitu gambaran yang sedang dihadapi Muhammad Khairi dengan bisnis budi daya jamur miliknya.

GILANG RAHMAWATI, Palangka Raya

KEBANJIRAN orderan seperti ini dirasakan setelah banyak masyarakat yang mulai akrab mengonsumsi jamur. Tidak lagi menjadi hal yang ditakutkan sebagai racun, justru memiliki segudang manfaat. Ditambah lagi petani atau pembudi daya jamur di Kota Palangka Raya masih sedikit.

Ia terbilang merupakan pembudi daya jamur senior. Bagaimana tidak, usahanya dirintis sejak masih menjadi anak Panti Asuhan Ayah Bunda. Panti asuhan yang beralamat di Jalan Mahir Mahar, Kelurahan Sabaru, Kecamatan Pahandut, Palangka Raya tersebut menjadi salah satu cikal bakal berkembangnya pembudi daya jamur di Kota Cantik ini.

“Semua ilmu yang saya terapkan ini berasal dari sana (Panti asuhan, red). Niatnya dulu itu mau sekolah sambil kerja, tapi sama ibu panti ditawarkan kalau mau cari uang tambahan setelah pulang sekolah bikin jamur,” tuturnya.

Setelah dirasa memiliki kemampuan dalam budi daya, ia dipercaya sebagai pembina. Kemudian, demi menambah ilmu mengenai jamur maka pihak panti memberi kesempatan dirinya untuk belajar di Jawa. “Kebetulan ada pelatihan,”ucapnya.

Tepat pada tahun 2011, ia keluar dari panti asuhan karena memilih untuk hidup mandiri. Tahun 2013, bersama sang istri, dimulailah usaha budi daya jamur. Dia memilih fokus pada budi daya jamur, sang istri mengembangkan usaha lain yakni jamur krispi.

Baca Juga :  Jum'atni Tiga Periode Mengabdi, Dikenal sebagai Sosok Rendah Hati

“Kalau jamur segar ini bertahan tiga hari saja. Jadi saya pikir lagi bagaimana memanfaatkan jamur biar tahan lama, makanya istri yang melanjutkan jadi usaha jamur krispi. Alhamdulillah peminatnya juga banyak,” tambahnya.

Budi daya jamur miliknya diberi nama Oyster Mushroom Khairi. Lokasi budi daya itu berada di Jalan Kenanga I, Kelurahan Kalampangan, Kecamatan Sebangau, Kota Palangka Raya. Ada dua bangunan yang berdiri. Keduanya terbuat dari kayu. Satu bangunan laiknya rumah, dan satu lagi bangunan khusus meletakan baglog (wadah tanam untuk menaruh bibit jamur, red).

Pelaku UMKM binaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) ini dulunya sebagai peserta pelatihan budi daya jamur, kini ia dipercaya sebagai pelatih. Ia selalu diajak sebagai pelatih atau mentor ketika BRI membuka pelatihan kepada masyarakat mengenai budi daya jamur.

Ilmu yang dimiliki sudah disebarkan ke banyak pembudi daya pemula. Hal itu memang diinginkannya. “Pembudi daya jamur yang baru-baru itu tidak saya anggap sebagai saingan, tetapi rekan bisnis. Kalau ada kendala sama-sama diskusi,” ucap pria berusia 31 tahun itu.

Baca Juga :  Terkumpul 1.129 Foto, Peserta Terbanyak dari Tiga Provinsi

Dalam perjalanan pengembangan bisnis, ada berbagai faktor yang cukup membantunya. Pertama, ia mengaku mendapat tambahan modal melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) program BRI. Kedua, pemasaran melalui media sosial, grup jual beli di Facebook. Melalui dunia maya itu, pemasaran jamur miliknya meluas.

“Saat ini yang berkembang pemasaran di forum jual beli. Dampaknya itu orang jadi tahu usaha saya dan tahu soal jamur ini bisa dikonsumsi,” tegasnya.

Khairi menjadi salah satu inspirasi bagi UMKM binaan BRI lain. Hal itu diakui Pimpinan Cabang BRI Palangka Raya Bobby Bayu Nurzaman yang diwakilkan Manajer Bisnis Mikro Menoto.

Saat disinggung mengenai dukungan terhadap UMKM, ia menyebut saat ini UMKM yang ingin menambah modal tidak perlu lagi datang ke kantor BRI Cabang Palangka Raya. Cukup melalui gawai saja karena ada WhatsApp (WA) Center Kantor Cabang Palangka Raya dan BRISpot.

Ada berbagai fitur layanan di WA Canter itu, seperti pengajuan pinjaman, keluhan dan saran, informasi bantuan sosial hingga informasi QRIs. “Sekarang semua di handphone. Pelaku UMKM tidak perlu lama menunggu pengajuan pemodalan,” ujarnya.(ram)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/