Peserta didik Kalteng berhasil meraih prestasi ajang internasional dengan membawa pulang lima medali emas dan dua medali perak serta delapan penghargaan.
ANISA B WAHDAH, Palangka Raya
TIADA henti generasi muda Kalteng menorehkan prestasinya baik di ajang nasional hingga internasional. Khususnya, SMAN 2 Palangka Raya dalam beberapa tahun terakhir tidak lepas dari raihan medali emas dan perak pada ajang internasional Youth International Science Fair (YISF).
Hasil penelitian ilmu pengetahuan yang dipelajari di sekolah mengantarkan SMAN 2 Palangka Raya go internasional melalui karya-karyanya. Regenerasi selalu diturunkan kepada siswa-siswa yang masuk di SMAN 2 Palangka Raya. Tidak heran, setiap mengikuti ajang bergengsi SMAN 2 Palangka Raya selalu menyumbang medali dan membawa nama baik Kalteng ke tingkat internasional.
SMAN 2 Palangka Raya mengikuti kegiatan YISF pada 8-12 Maret lalu yang diselenggarakan di Universitas PGRI Mahadewa Indonesia Bali. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) dan banyak didukung oleh universitas dan organisasi dalam dan luar negeri.
Peserta yang ikut berkompetisi mewakili Kalteng ini telah menyelesaikan berbagai proses yaitu uji coba, penyusunan laporan hasil penelitian, legalitas penelitian yang di keluarkan oleh Universitas Brawijaya, jurnal ilmiah, kelengkapan pameran dan produk. Kegiatan diikuti oleh 488 tim dari 30 negara.
Guru Pembimbing SMAN 2 Palangka Raya Helita mengatakan, pada ajang ini mengirimkan tujuh tim yang diikuti oleh lima tim siswa SMAN 2 Palangka Raya, dua tim diikuti oleh SMAN 2 Palangka Raya dan masing-masing satu siswa SMAN 1 Palangka Raya, SMAN 2 Kasongan dan SMAN 1 Katingan Hilir.
Lima Tim yang terdiri dari siswa SMAN 2 Palangka Raya ini mengikuti perlombaan dengan membawa nama sekolah sedangkan dua tim lainnya berlomba dengan membawa nama Central Borneo Scientific Organization (CBSO) atau biasa disebut perkumpulan Peneliti Muda Kalimantan Tengah (PMKT).
“Saya sebagai pembimbing di SMAN 2 Palangka Raya memberangkatkan lima tim, kemudian saya juga sebagai pendiri CBSO memberangkatkan dua tim yang didalamnya terlibat siswa dari luar SMAN 2 Palangka Raya,” kata Helita saat dibincangi usai kembali dari Bali, Rabu malam (16/3).
Helita mengatakan, lima tim yang diikuti sepenuhnya siswa SMAN 2 Palangka Raya di antaranya tim pertama yakni Michelle, Lauriane Jeselyn Wijaya dan Ni Alycezia Prastika Putri Larashanty. Tim pertama ini mempresentasikan karya Cosfera Theo2virata Trunensis (CT2VT) yang merupakan pangan nutraseutikal dalam bentuk agar-agar. Terbuat dari bahan alami yaitu buah kelapa muda, tepung kacang hijau, buah coklat, dan Jeruk Sunkist.
“Produk ini bermanfaat dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas spermatozoa. Tim pertama ini berhasil meraih medali emas,” katanya kepada Kalteng Pos.
Tim kedua, terdiri dari Muhammad Davino Jayadi, Jesalyn Grecya Rasnitara Tarigan dan Ramadhani Desta Herlambang. Mereka mengikuti lomba dengan memamerkan karya Tobilis Cimorum (TC) yang merupakan insektisida nabati yang terbuat dari bahan alami dengan aroma yang bersifat mengusir dan membunuh.
“Bahan yang digunakan pada produk ini yakni limbah kulit jeruk Pontianak dan kayu manis. Target TC ini yaitu menolak dan membasmi larva dan imago lalat buah yang biasanya dapat ditemukan di pemukiman masyarakat dan di kebun buah masyarakat,” ucapnya.
Tim kedua ini berhasil meraih medali emas dan dua penghargaan di antaranya Semi Grand Award road to I Fest 2024 dan Special Award Bach Khoa Science and Math Club Vietnam.
Selanjutnya tim ketiga dilaksanakan seorang diri oleh Kezia Kasinta Tumon dengan mengikuti kategori lomba life science dengan sub kategori kesehatan. Ia mengikuti perlombaan yang mengusung karya Cookies Kchoepin2. Merupakan camilan yang terbuat dari tumbuhan uru sambelum atau cocor bebek. Kezia berhasi meraih medali perak dan penghargaan MICA Special Award.
“Produk ini bermanfaat untuk mengatasi disfungsi seksual dan mampu mengontrol gula dalam darah,” kata Helita.
Tim keempat diikuti oleh Naila Azzahra Anwar, Sarah Laura Quaneisha dan Fifany Junyana Putri. Tim ini menyajikan produk tepung citralia vitria cymbnard morilia melaleucandra (CVCMM) yang merupakan tepung berbasis bioteknologi. Tim ini meraih medali emas dan dua penghargaan yakni Special Award Dean of Faculty of Engineering Diponegoro University dan IYSA Grand Prize.
“Tepung ini mempunyai efek menolak dan membunuh hama industri khususnya kutu beras yang juga dapat digunakan sebagai pembuatan crystal candy dan parfum CVCMM,” ujarnya.
Tim kelima diikuti oleh I Dewa Ayu Puspa Dewi, Marchyea Manayra Maelaff Fitriandy, Yeand Saltama dan Novita Aldania. Untuk tim lima ini membawa produk AMURICA LOVER. Merupakan pangan nutraseutikal dalam bentuk fresh drinks dan wedang herbal remedies yang terbuat dari buah sirsak, daging lidah buaya, dan probiotik Acetobacter xylinum. Tim ini meraih medali emas dan penghargaan IYSA special award.
“Produk ini memberikan efek kesehatan sebagai anti hyperlipidemia yang mampu menurunkan kadar kolesterol LDL dalam darah melalui penghambatan enzim HMG-CoA,” tegasnya.
Selanjutnya, tim enam merupakan tim yang maju ke ajang YISF dengan membawa nama CBSO. Tim ini terdiri dari Esther Nmuena Manalu dan Daniella Nmuena Manalu yang merupakan siswa SMAN 2 Palangka Raya serta Yoanne Avrilliany dari SMAN 1 Palangka Raya. Mereka melakukan penelitian dan menghasilkan karya Spell Powder. Tim enam meraih medali emas dan penghargaan yakni BUCA IMSEF special award from Turkiye.
“Spell Powder ini tepung yang terbuat dari daun dan buah kecubung yang mengandung senyawa bioaktif yang sangat beracun sehingga dapat membunuh tikus secara efektif,” ucapnya.
Tim terakhir yakni Sisilyanti Selo Khatrina dan Gea Rieska Zeamaya Christyla dari SMAN 2 Palangka Raya, Petra Dwi Cahyono dari SMAN 2 Kasongan dan Elsa Tysia dari SMAN 1 Katingan Hilir. Mereka berhasil meraih medali perak dan penghargaan road to I Fest 2024.
Mereka menghasilkan produk penelitian Lora Balls yang merupakan herbal dari daun benalu karamunting yang mengandung metabolit sekunder yang bersifat antiseptic, sehingga mampu mengatasi keputihan patologis dan memperapat vagina.
“Lora Balls ini tanpa menggunakan bahan lainnya, hanya benalu karamunting yang dibentuk seperti bola,” tegasnya.
Dari ajang ini, bimbingan Helita mendapatkan lima medali emas dan dua medali perak serta mendapatkan delapan penghargaan. Pihaknya mengaku bangga dan menyampaikan apresiasi baik kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng dan SMAN 2 Palangka Raya atas dukungan kepada para siswa ini untuk mengikuti perlombaan tingkat internasional.
“Saya juga menyampaikan terim akasih dan apresiasi kepada orang tua para siswa yang telah memberikan dukungan penuh kepada anak-anaknya,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu siswa yang berhasil meraih medali emas Muhamad Davino Jayadi mengaku bangga karena sudah berhasil menorehkan prestasi ajang internasional ini. Selain meraih medali emas, tim dua juga mendapat penghargaan I FEST 2024 di Tunisia, Afrika Utara.
“Melalui penghargaan ini kami dipercayai untuk melanjutkan kompetisi ke jenjang yang lebih tinggi yakni di Afrika Utara nanti, perlombaan masih sama yakni terkait sains dan teknologi dengan membawa karya yang sudah dilombakan di YISF ini,” katanya.
Memang, tidak mudah meraih prestasi ini. Perlu perjuangan, kegigihan, ulet dan sabar.
“Perjuangannya cukup berat, banyak rintangan, waktu, tenaga, dan usaha yang harus kami perjuangkan mulai dari persiapan produk, persiapan stand, poster, latihan presentasi dan lain lain,” tutupnya.(*)