Kamis, April 25, 2024
26.6 C
Palangkaraya

Melihat Kemeriahan Pembukaan Festival Budaya Isen Mulang 2023

Tari Dadas Bawo Resmi Tercatat di Muri

Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2023 telah dibuka secara resmi. Event kebudayaan yang digelar dalam rangka memeriahkan hari jadi ke-66 provinsi ini tercatat dalam sejarah Kalteng. Aksi tari kolosal yang melibatkan penari anak-anak, remaja, hingga dewasa dari berbagai sanggar seni dan tingkatan pendidikan di Kota Palangka Raya itu telah tercatat pada Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri).

 

AKHMAD DHANI, Palangka Raya

 

RATUSAN penari tumpah ruah di lapangan Gor Indoor, Jalan Tjilik Riwut Km 5, Palangka Raya, Senin malam (22/5). Tari Dadas Bawo telah ditampilkan pada acara pembukaan FBIM 2023 malam itu. Penampilan tari yang dibawakan secara kolosal ini resmi tercatat oleh Muri.

Tari Dadas Bawo merupakan peleburan Tari Wadian Dadas dan Tari Wadian Bawo. Tari Wadian Dadas merupakan tarian yang dibawakan oleh perempuan, sementara Tari Wadian Bawo dibawakan oleh laki-laki. Suasana malam yang cerah, pencahayaan panggung yang temaram, dan gerak penari yang meliuk-liuk mengikuti alunan musik yang menggema ke tiap penjuru panggung.

Lenggak-lenggok tubuh para penari mendayu-dayu seiring instrumen kecapi yang berpadu dengan suara gendang dan kangkanong. Di bagian awal, penonton dibuat terpukau dengan aksi lari kolosal para remaja perempuan yang memeragakan Tari Wadian Dadas. Beberapa menit kemudian, muncul penari laki-laki diiringi suara musik yang kian membahana. Berlari ramai-ramai bagai ombak di laut. Instrumen musik berpadu padan dengan bunyi gemerincing gelang dan pekikan penari.

Baca Juga :  Putra-Putri Kebudayaan Nusantara: Membawa Filosofi Huma Betang sebagai Perekat Persaudaraan

Tari Dadas Bawo yang dilaksanakan dengan sangat membahana dan begitu memukau pada malam itu, menjadi pintu gerbang dimulainya hajatan budaya tahunan bertajuk FBIM 2023. FBIM merupakan ajang kreativitas yang menghadirkan ragam inovasi dan kreasi para pelaku seni dan budaya dalam mengekspresikan karya-karya seni daerah yang menggabungkan unsur tradisional, kearifan lokal, dan seni modern.

Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran menerima piagam rekor Muri. ARIEF PRATHAMA/KALTENG POS

Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran mengatakan, dalam rangka menjaga dan melestarikan nilai-nilai seni, tradisi, dan keunikan budaya Kalteng, FBIM ini menjadi sarana yang tepat untuk mempromosikan pesona pariwisata yang ada di Kalteng kepada masyarakat luas.

“Sebagaimana tema yang diusung dalam kegiatan ini yaitu The Beauty of Diversity yang berarti Keindahan dalam Keberagaman, memiliki makna cukup mendasar dan relevan dengan kondisi dan situasi saat ini,” ujar Sugianto seraya menyebut bahwa dalam kehidupan bermasyarakat di Kalteng, keberagaman merupakan sesuatu yang tak terpisahkan.

Falsafah huma betang sebagai warisan nenek moyang, lanjut gubernur, merupakan simbol kehidupan dan kerukunan warga Kalteng yang senantiasa dijunjung tinggi dalam aktivitas sehari-hari. “Semangat kebersamaan yang dihasilkan dari Festival Budaya Isen Mulang dan Festival Kuliner Nusantara ini diharapkan dapat menggambarkan manifestasi semangat dari para leluhur kepada para generasi penerus,” tandasnya saat membacakan sambutan.

Baca Juga :  Hendra Ekaputra Terima Gelar Kehormatan Dayak

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng Adiah Chandra Sari mengatakan, pihaknya telah melakukan persiapan sejak sebulan lalu dan mulai intens menggelar latihan tiga minggu terakhir.

“Ini tari kolosal campuran yang dibawakan sekitar hampir mendekati 700 orang penari, diikuti oleh puluhan sanggar yang ada di Kota Palangka Raya, pelajar dari SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi,” bebernya usai penampilan Tari Dadas Bawo.

Adiah berharap melalui event tersebut kearifan lokal dan kesenian asli Kalteng dapat dikenal hingga mancanegara. Tari Dadas Bawo, lanjut Adiah, selain karena gerakannya yang indah, juga telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Bumi Tambun Bungai.

“Jadi sudah menjadi hak miliknya Kalteng, karena itu pada malam ini tarian ini kami bawakan untuk mencatatkan rekor Muri,” tandasnya.

Sementara itu, produser tari yang juga menjabat pamong budaya Kalteng, Gauri Vidya Dhaneswara menjelaskan, pertunjukan Tari Dadas Bawo malam itu sebagai bagian dari upaya melestarian warisan tak benda Kalteng.

“Ada 864 penari yang terlibat, diikuti oleh semua umur, dari anak-anak sampai dewasa, laki-laki maupun perempuan, menjadi bagian dari tari kolosal ini, pertunjukan tari malam ini menjadi pengingat kepada masyarakat Kalteng akan pentingnya merawat warisan budaya, khususnya warisan budaya tak benda,” tandasnya. (*/ce/ala)

Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2023 telah dibuka secara resmi. Event kebudayaan yang digelar dalam rangka memeriahkan hari jadi ke-66 provinsi ini tercatat dalam sejarah Kalteng. Aksi tari kolosal yang melibatkan penari anak-anak, remaja, hingga dewasa dari berbagai sanggar seni dan tingkatan pendidikan di Kota Palangka Raya itu telah tercatat pada Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri).

 

AKHMAD DHANI, Palangka Raya

 

RATUSAN penari tumpah ruah di lapangan Gor Indoor, Jalan Tjilik Riwut Km 5, Palangka Raya, Senin malam (22/5). Tari Dadas Bawo telah ditampilkan pada acara pembukaan FBIM 2023 malam itu. Penampilan tari yang dibawakan secara kolosal ini resmi tercatat oleh Muri.

Tari Dadas Bawo merupakan peleburan Tari Wadian Dadas dan Tari Wadian Bawo. Tari Wadian Dadas merupakan tarian yang dibawakan oleh perempuan, sementara Tari Wadian Bawo dibawakan oleh laki-laki. Suasana malam yang cerah, pencahayaan panggung yang temaram, dan gerak penari yang meliuk-liuk mengikuti alunan musik yang menggema ke tiap penjuru panggung.

Lenggak-lenggok tubuh para penari mendayu-dayu seiring instrumen kecapi yang berpadu dengan suara gendang dan kangkanong. Di bagian awal, penonton dibuat terpukau dengan aksi lari kolosal para remaja perempuan yang memeragakan Tari Wadian Dadas. Beberapa menit kemudian, muncul penari laki-laki diiringi suara musik yang kian membahana. Berlari ramai-ramai bagai ombak di laut. Instrumen musik berpadu padan dengan bunyi gemerincing gelang dan pekikan penari.

Baca Juga :  Putra-Putri Kebudayaan Nusantara: Membawa Filosofi Huma Betang sebagai Perekat Persaudaraan

Tari Dadas Bawo yang dilaksanakan dengan sangat membahana dan begitu memukau pada malam itu, menjadi pintu gerbang dimulainya hajatan budaya tahunan bertajuk FBIM 2023. FBIM merupakan ajang kreativitas yang menghadirkan ragam inovasi dan kreasi para pelaku seni dan budaya dalam mengekspresikan karya-karya seni daerah yang menggabungkan unsur tradisional, kearifan lokal, dan seni modern.

Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran menerima piagam rekor Muri. ARIEF PRATHAMA/KALTENG POS

Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran mengatakan, dalam rangka menjaga dan melestarikan nilai-nilai seni, tradisi, dan keunikan budaya Kalteng, FBIM ini menjadi sarana yang tepat untuk mempromosikan pesona pariwisata yang ada di Kalteng kepada masyarakat luas.

“Sebagaimana tema yang diusung dalam kegiatan ini yaitu The Beauty of Diversity yang berarti Keindahan dalam Keberagaman, memiliki makna cukup mendasar dan relevan dengan kondisi dan situasi saat ini,” ujar Sugianto seraya menyebut bahwa dalam kehidupan bermasyarakat di Kalteng, keberagaman merupakan sesuatu yang tak terpisahkan.

Falsafah huma betang sebagai warisan nenek moyang, lanjut gubernur, merupakan simbol kehidupan dan kerukunan warga Kalteng yang senantiasa dijunjung tinggi dalam aktivitas sehari-hari. “Semangat kebersamaan yang dihasilkan dari Festival Budaya Isen Mulang dan Festival Kuliner Nusantara ini diharapkan dapat menggambarkan manifestasi semangat dari para leluhur kepada para generasi penerus,” tandasnya saat membacakan sambutan.

Baca Juga :  Hendra Ekaputra Terima Gelar Kehormatan Dayak

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng Adiah Chandra Sari mengatakan, pihaknya telah melakukan persiapan sejak sebulan lalu dan mulai intens menggelar latihan tiga minggu terakhir.

“Ini tari kolosal campuran yang dibawakan sekitar hampir mendekati 700 orang penari, diikuti oleh puluhan sanggar yang ada di Kota Palangka Raya, pelajar dari SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi,” bebernya usai penampilan Tari Dadas Bawo.

Adiah berharap melalui event tersebut kearifan lokal dan kesenian asli Kalteng dapat dikenal hingga mancanegara. Tari Dadas Bawo, lanjut Adiah, selain karena gerakannya yang indah, juga telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Bumi Tambun Bungai.

“Jadi sudah menjadi hak miliknya Kalteng, karena itu pada malam ini tarian ini kami bawakan untuk mencatatkan rekor Muri,” tandasnya.

Sementara itu, produser tari yang juga menjabat pamong budaya Kalteng, Gauri Vidya Dhaneswara menjelaskan, pertunjukan Tari Dadas Bawo malam itu sebagai bagian dari upaya melestarian warisan tak benda Kalteng.

“Ada 864 penari yang terlibat, diikuti oleh semua umur, dari anak-anak sampai dewasa, laki-laki maupun perempuan, menjadi bagian dari tari kolosal ini, pertunjukan tari malam ini menjadi pengingat kepada masyarakat Kalteng akan pentingnya merawat warisan budaya, khususnya warisan budaya tak benda,” tandasnya. (*/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/