Devan Toro, salah satu siswa lulusan terbaik SMK Maharati. Ia banyak mendulang prestasi yang membanggakan hingga di kancah nasional. Prestasi yang ditorehkannya mencakup akademik maupun nonakademik.
ILHAM ROMADHONA, Kuala Kapuas
DEVAN Toro merupakan lulusan SMK Maharati angkatan pertama. Remaja yang lulus dengan predikat lulusan terbaik nonakademik itu kini telah diterima bekerja sebagai mekanik di perusahaan pertambangan, PT PAMA SMM.
Devan merupakan sosok bertalenta dengan segudang prestasi. Ia sering memenangkan berbagai perlombaan. Baik di bidang akademik maupun nonakademik. Bahkan ia sempat mewakili sekolahnya di pentas nasional.
Devan meraih lulusan terbaik nonakademik karena kerap kali mengikuti berbagai perlombaan nonakademik. Di antaranya, pernah mengikuti seminar dari Lampung Pos dan meraih juara harapan dua kegiatan yang diselenggarakan Bea Cukai di Kota Palangka Raya. Selain itu, anak kedua dari tiga bersaudara itu juga menorehkan prestasi di bidang akademik. Dibuktikan dengan seringnya mengikuti sejumlah perlombaan, seperti lomba matematika dan bahasa Inggris di tingkat nasional.
“Untuk lomba matematika, saya pernah mendapat medali emas, saat itu diselenggarakan oleh Science Youth Competition. Lalu, baru‐baru ini meraih medali perunggu untuk lomba matematika dan bahasa Inggris jenjang SMK di tingkat nasional,” ujarnya.
Diketahui Devan merupakan siswa SMK Maharati yang paling banyak mengoleksi sertifikat. Total 27 sertifikat yang sudah ia terima.
“Mulai dari sertifikat mengikuti seminar, lomba, dan juara dua umum porseni,” bebernya.
Perihal lomba yang diikuti, lebih condong ke kesenian, matematika, dan bahasa. Uniknya, ketika ujian di sekolah, ia hanya mendapat nilai matematika berkisar 70‐80. Namun ketika mengikuti lomba, ia sangat bersemangat untuk meraih hasil maksimal.
“Saya justru lebih mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba,” ungkap buah hati pasangan Nonot dan Iin Parlina itu.
Berbeda dengan siswa lain, Devan justru menyukai matematika sejak masuk SMK Maharati. Karena ia bergabung di jurusan Teknik Alat Berat (TAB). Bahkan ketika pertama kalinya mengikuti lomba, langsung meraih juara.
“Awalnya hanya coba‐coba saja, karena keseringan ikut lomba, jadinya keterusan,” tuturnya.
Selama menempuh pendidikan jurusan TAB, remaja yang bercita‐cita menjadi instruktur mekanik itu mendapatkan banyak pengalaman dari praktik rutin yang digelar setelah ishoma salat Zuhur. Para siswa difasilitasi workshop atau bengkel yang difungsikan untuk alat berat dan permesinan. Ketika menuntut ilmu, porsi waktu dibagi dua.
Dari pagi hingga tengah hari digunakan untuk belajar mata pelajaran umum/nasional, seperti matematika, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan sebagainya. Setelah itu, dilanjutkan dengan praktik mata pelajaran kejuruan hingga pukul 15.00 WIB.
“Jadi kami lebih banyak di luar daripada dalam ruangan, lebih banyak praktik, mas,” katanya sambil tertawa.
Kini Devan tinggal menunggu panggilan kerja dari PT PAMA SMM. Tahapan cek kesehatan hingga tes wawancara sudah dilewati. “Tepatnya saya diterima di bagian mekanik,” tuturnya.
Sebelum bekerja di PT PAMA SMM sebagai mekanik, ia sempat bekerja di PT Tegap di Desa Kahukup, tepatnya di area MCIP Batu Bara. Di situ ia bekerja di bidang admin fuel dan oil atau admin yang mengatur data‐data bahan bakar dan oli yang disuplai ke unit-unit alat berat.
Rezeki pun menghampirinya. Salah satu atasannya bernama Michael mengajaknya untuk cek kesehatan di Kota Palangka Raya guna bergabung dengan PT PAMA SMM. Setelah melalui beberapa tahapan pengecekan kesehatan, tidak ditemukan tanda‐tanda penyakit. Ia pun langsung menginformasikan hal itu ke pihak sekolah.
“Saya langsung telepon pihak sekolah, mereka pun langsung urus berkas‐berkas saya. Tidak lama kemudian saya diberitahu bahwa saya lulus dan bisa mulai bekerja di PT PAMA SMM sebagai mekanik,” pungkas pria kelahiran 5 Desember 2004 itu. (*/ce/ala)