Oleh; Rohansyah
KEMARIN siang, sambil menunggu azan Zuhur, sempat scrolling Facebook dan terhenti di salah satu beranda milik teman kuliah dahulu.
Dia memajang foto salah satu kawan terbaik sewaktu kuliah 24 tahun silam di Jogja. Caption-nya tertulis: “Tetiba kembali ingat denganmu saudaraku. Semoga kamu mendapatkan tempat terbaik di sana.”
Sontak saya kaget. Langsung baca komen. Dan benar saja, kawan yang ada di foto telah berpulang.
Bahkan sudah sejak 15 Mei 2023 lalu. Sejenak langsung kebayang masa-masa bersama dahulu. Rasanya seperti baru kemarin, dan dia sudah kembali ke hadirat Allah Swt.
Ini bukan pertama kalinya. Rasa-rasanya cukup sering mendapat kabar kawan semasa kecil atau pun sekolah sudah berpulang.
Padahal masih pada usia yang belum juga dianggap terlalu tua. Meski kita sadar dan yakin bahwa ajal tidak mengenal usia. Kapan saja dia bisa datang menghampiri kita.
Bahkan, kawan yang sudah berpulang itu pun, sama seperti kita. Dia mengira besok masih hidup.
Ya. Semua orang pasti akan MATI.
“Kullu nafsin dzaiqotul maut” adalah kalimat dalam Al-Qur’an, yang artinya “Tiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian.” Kalimat ini terdapat dalam beberapa surat Al-Qur’an. Di antaranya, Surat Al ‘Ankabut ayat 57, Surat Ali Imran ayat 185, dan Surat al-Anbiya ayat 35.
Kalimat ini menyadarkan kita untuk senantiasa mengingat kematian dan mempersiapkan diri menghadapi kehidupan setelah kematian.
Tiap orang ada batas waktunya. Jika tiba saatnya, apapun kondisi, sehatkah dia, sakitkah dia, sibukkah dia, santaikah dia, mudakah dia atau tuakah dia, maka PASTI akan kembali kepada Rabb-Nya.
Sering kali kita mendengar saat ada keluarga atau teman meninggal dunia, pasti yang utama ditanyakan adalah, penyebabnya.
Kemudian, jika dikatakan penyebabnya karena sakit atau kecelakaan, langsung kita berandai-andai, coba dia begini..coba dia begitu..mungkin saja dia belum meninggal dan masih hidup bersama kita.
Padahal Allah pun menegaskan dalam Al-A’raf ayat 34: “Dan tiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.”
Tidak ada penundaan atau percepatan sesaat pun. Jalan penyebabnya bisa macam-macam, secara ilmu manusia atau medis. Namun, sejatinya tiap orang ada batas waktunya. Jika habis, ya sudah. Wasalam!
Fix. Menjaga kesehatan itu bukan agar tidak MATI, tetapi agar kita bisa sehat sampai ajal itu datang. Juga, bisa terus bisa beribadah dengan maksimal, mencari bekal untuk akhirat yang kekal. (*)
*) Penulis adalah Redaktur Senior Kalteng Pos