Site icon KaltengPos

Los Dol

Agus Pramono

Oleh; Agus Pramono

SUASANA Idulfitri begitu kondusif. Untuk di wilayah Kalteng khususnya. Tidak ada kejadian menonjol. Semua pejabat pada kumpul keluarga besar. Menerima tamu dari kerabat dan teman-teman.

Lebaran kali ini sangat spesial bagi caleg yang berhasil duduk di kursi wakil rakyat. Spesial bagi pemenang pemilihan presiden dan wakil presiden versi KPU. Para tim sukses juga merasakan kenikmatan berlipat ketika menyantap ketupat dan opor ayam.

Namun, sebaliknya, lebaran ini belum ada yang belum move on dengan hasil pemilu. Pemandangan itu terjadi di lapangan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Bagaimana tidak, isi khotbah membuat jemaah bubar. Video itu viral. Netizen mencibir ulah khotib salat Id itu. Media-media meliput berita yang dianggap mempunyai daya tarik itu.

Saya tidak habis pikir, kok bisa khotib sampai los dol begitu. Membacakan teks khotbah tidak memikirkan dampak yang ditimbulkan. Dia membahas hasil pemilu dan kecurangan di momen sakral. Momen di mana masyarakat muslim merayakan hari kemenangan. Saya sampai geleng-geleng kepala. Saya sempat mikir, apakah dia tidak tahu jemaah pada bubar?

Sosok itu pun diketahui identitasnya. Dr Untung Cahyono. Dia merupakan dosen tamu atau dosen tidak tetap Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Namun pihak universitas menyangkal. Tapi membenarkan, pernah menjadi bagian dari universitas yang ada di Yogyakarta itu.

Dr Untung Cahyono pernah mengajar jurusan Al Islam Kemuhamadiyahan (AIK) di Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) yang berakhir pada tahun 2022. Saat ini, dia sudah tidak aktif mengajar di UAD.

Kemarin, dia muncul ke hadapan publik. Mengundang wartawan. Lokasinya di restoran Bale Ayu. Dia mengenakan baju koko warna putih. Diapit oleh dua orang pengurus PHBI setempat.

Untung meminta maaf. Dia mengakui kekhilafannya membuat gaduh. Namun, permintaan maaf itu tak membuat netizen puas. Mimik wajah tidak menunjukkan keikhlasan. Gesturnya seperti terpaksa. Kalau gak percaya, bisa lihat di reel Instagram Kalteng Pos.

Usai klarifikasi, wartawan ada yang nanya. Siapa yang menyiapkan teks? Apakah pihak PHBI atau sendiri. Untung menjawab, jika teks sudah disiapkan dari rumah. Dia beralasan, ingin mengangkat tema tentang politik karena penyampaian kritik. Dan itu hal yang penting menurut dia.

Pagi itu, saat ceramah, Untung masih beruntung. Di saat sebagian besar jemaah sudah beranjak dari duduk, ada yang mendengarkannya. Ada yang merekam. Untung masih beruntung. Tidak dilempar sandal.(*)

 

 

Penulis adalah Redaktur Pelaksana Kalteng Pos.

Exit mobile version