Site icon KaltengPos

Peduli Banjir, OSIS SMAS GCS Galang Bantuan

PENYERAHAN BANTUAN : Penyerahan bahan makanan oleh Ketua OSIS SMA GCS, Michael Roberto kepada Ketua RT III, Desa Baun Bango. FOTO HUMAS SMAS GCS

PALANGKA RAYA – OSIS SMAS GCS (Golden Christian School) menginisiasi aksi peduli sesama. Ketua OSIS SMAS GCS, Michael Roberto mengajak teman-teman pengurus dan anggota OSIS menggelar kegiatan kemanusiaan membantu warga terdampak banjir di Desa Bango, kabupaten Katingan.   

“Kami dari OSIS SMAS GCS ingin  meringankan beban yang dialami saudara-saudara yang terkena bencana banjir,” kata Michael

Michael dan tim OSIS mengkoordinir teman-teman dan orang tua siswa mengumpulkan sumbangan baik dalam bentuk uang maupun bahan makanan. Seluruh sumbangan yang terkumpul kemudian disalurkan kepada warga desa baun bango yang terdampak bencana banjir Kalteng cukup parah.

“Sumbangan yang terkumpul berupa uang dan sembako yang berhasil dikumpulkan langsung kami serahkan kepada warga Desa Baun Bango, yang diwakili oleh Ketua RT III,” ungkap Michael .

Penyerahan sumbangan diberikan secara langsung oleh tim OSIS yang diwakili oleh Michael, Frisca, Debora, dan Maretha. Mereka langsung terjun ke titik lokasi. Medan yang cukup sulit tidak menyurutkan semangat mereka. Selain tim OSIS, perjalanan ke titik lokasi juga didampingi oleh guru-guru SMAS GCS.

Akhir-akhir ini, sebagian daerah di Kalimantan Tengah mengalami intensitas curah hujan yang sangat tinggi sehingga menyebabkan banjir. Katingan menjadi salah satu kabupaten yang terdampak. Beberapa kawasan pemukiman penduduk alami bencana banjir yang terbilang parah. Debit air yang meluap lebih dari setengah bangunan rumah penduduk. Hal ini memaksa warga mengungsi di posko-posko siaga banjir.

Desa Baun Bango, Kabupaten Katingan, salah satu desa yang mengalami bencana banjir. Hampir semua rumah penduduk terendam banjir. Penduduk tidak bisa beraktivitas. Kegiatan perekonomian terganggu. Yukran, Ketua RT III, Desa Baun Bango menjelaskan bencana banjir yang terjadi sangat merugikan karena warga tidak bisa bekerja seperti biasanya.

“Lebih dari dua minggu ini, sekitar 70 Kepala Keluarga di Desa Baun Bango alami banjir. Kami memilih untuk bertahan dan tidak mengungsi karena warga di sini rata-rata memiliki hewan peliharaan. Akses ke posko pengungsian cukup jauh. Kami kesulitan jika harus mengungsi. Saat ini kami sangat memerlukan bantuan dari berbagai pihak, khususnya bantuan dalam bentuk sembako,” jelas Pak Yukran. (hms/yah)

Exit mobile version