Site icon KaltengPos

Bertekad Wujudkan UPR Unggul dan Berkarakter

Prof Dr Ir Salampak MS

PALANGKA RAYA-Mencatatkan diri dalam sejarah sebagai guru besar per­tama di Fakultas Pertanian sekaligus guru besar termuda di Universitas Palangka Raya di usia 38 tahun pada tahun 2002, kini Prof Dr Ir Salampak MS siap menja­dikan UPR unggul dan berkarakter.

Untuk mewujudkan visi menjadikan UPR perguruan tinggi unggul dalam menyiapkan sumber daya manusia yang tangguh, inovatif, dan kreatif yang didasa­ri nilai budaya bangsa Indonesia, Salam­pak memutuskan untuk maju dalam pemilihan rektor periode 2022-2026.

Salampak yang kini men­jabat sebagai wakil rektor bidang akademik telah menyiapkan dua misi untuk mewujudkan visinya terse­but.

Pertama, menyelenggara­kan pendidikan yang berkual­itas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat masa kini dan mendatang, serta berkolaborasi dengan berb­agai pihak dalam semangat Kampus Merdeka – Merdeka Belajar (MBKM).

Kedua, mengoptimalkan tata pamong dan tata kelola universitas yang efisien dan profesional berbasis sistem teknologi informasi terpadu.

Untuk mengimplementasi­kan visi dan misi itu, Salam­pak telah menyusun empat program kerja utama. Per­tama, memperkuat tata kelola kelembagaan. Di bidang ini, Salampak akan mempersiap­kan UPR menuju world class university, akreditasi interna­sional untuk program studi, dan akreditasi unggul UPR dan prodi.

Terkait tata kelola kelem­bagaan ini, Dekan Fakultas Pertanian dua periode ini bertekad mewujudkan UPR menjadi Badan Layanan Umum (BLU), sekaligus mempersiapkan UPR menuju Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH).

“Dalam dua tahun, dari BLU harus jadi PTNBH, persiapannya harus dimu­lai dari sekarang, salah satu syaratnya adalah 60 persen program studi akreditasnya harus A atau unggul,” ujar Salampak.

Melalui pemetaan, bisa diketahui prodi mana saja yang dapat dipersiapkan menjadi unggul. Langkah selanjutnya yakni memper­siapkan bahan-bahan untuk memenuhi persyaratan akreditas unggul.

“Fokusnya nanti ke pro­gram studi, karena itu semua anggaran berbasis program studi,” tutur pria yang me­nyelesaikan studi S-1, S-2, dan S-3 di Institut Pertanian Bogor.

Selain program studi, ada juga syarat lain yang harus dipersiapkan jika ingin men­jadi UPR sebagai PTNBH, yakni kemandirian anggaran. Karena 80 persen anggaran PTNBH harus disiapkan secara mandiri.

Menanggapi hal ini, pakar gambut ini menyampaikan beberapa hal untuk ke­mandirian anggaran ini. Di antaranya yang perlu di­lakukan adalah efisiensi dan efektivitas anggaran.

Berikutnya adalah peman­faatan aset UPR untuk penda­naan pengembangan univer­sitas. Termasuk pengemban­gan kerja sama, meliputi kerja sama akademik, bisnis, dan goverment.

“Kita punya laboratorium lahan gambut yang besar, ini unik di dunia, bisa kita jual ke periset (untuk penelitian), kita bisa jual juga sebagai tempat wisata yakni ekow­isata, di luar negeri sudah banyak sekali ekowisata,” ujar pria kelahiran Pangkalan Bun 6 April 1964.

Karena itu UPR harus bisa melihat potensi yang dimiliki. Apapun yang bisa dikem­bangkan untuk pendanaan, itulah yang harus dimanfaat­kan. Meski tak mudah untuk mewujudkan itu, tapi dia cukup optimistis.

“Syarat 60 persen prodi harus akreditasi unggul, itulah yang paling berat, saat ini baru ada dua prodi yang akreditasinya unggul, ini berat, siapa pun yang jadi rek­tor nanti harus memahami ini, jika sampai gagal jadi PTNBH, maka harkat dan martabat Kalteng dipertaruh­kan,” ujar Salampak.

Program kedua yang akan dijalankan jika ter­pilih menjadi rektor adalah pengembangan sumber daya manusia. Di antaranya den­gan percepatan lektor kepala menjadi guru besar, men­dorong dosen untuk studi lanjuti S-3, dan workshop kepemimpinan kepada dosen dengan tugas tambahan.

Program ketiga adalah mengembangkan peran mahasiswa, alumni, dan orang tua mahasiswa. Melalui program ini memberikan dan memfasilitasi layanan prima bagi mahasiswa dalam bentuk pembinaan serta pen­ingkatan dan pengembangan penalaran, minat, dan bakat. Kemudian mendorong ma­hasiswa untuk dapat berkom­petisi di tingkat nasional maupun internasional.

Program keempat di bidang pendikan dan pengajaran. Menurutnya hal yang perlu mendapat perhatian adalah kurikulum. Kurikulum harus mampu menyesuai­kan dengan tantangan dan perubahan yang cepat di era globalisasi.

“Yang jadi fokus pengem­bangan kurikulum ini adalah outcome based education (OBE) dan Merdeka Bela­jar – Kampus Merdeka,” ujar Salampak.

Jika kelak terpilih sebagai rektor, ia ingin mengangkat UPR sejajar dengan pergu­ruan tinggi maju lainnya. Keberadaan UPR harus ber­makna dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Untuk itu harus dibangun rasa saling percaya, saling menghargai, serta meningkatkan citra UPR. Perlu dibangun “trust” melalui reformasi birokrasi menuju zona integritas UPR, sehingga bisa dibangun kolaborasi yang baik dengan berbagai pihak.

Pengelolaan sistem keuan­gan dan pendanaan kreatif juga perlu dikembangkan agar lebih transparan, efektif, efisien, dan berorientasi pada tujuan, terutama dalam rangka menuju PTNBLU dan PTNBH yang didukung tata kelola yang baik, efisien, dan efektif. (sma/ce/ala)

Exit mobile version