PALANGK RAYA-Mengusung tagline UPR TOP, bakal calon rektor Dr Eng Indrawan Permana ST MA memiliki visi Universitas Palangka Raya (UPR) tangguh, unggul, dan terkemuka. Untuk mewujudkan itu, ia menawarkan tujuh jalan perubahan.
“Visi ini merupakan hasil telaah kritis terhadap situasi dan keadaan yang dihadapi UPR. Bisa dikatakan saya adalah dosen muda yang tidak sabar melihat perubahan terjadi di kampus tercinta ini,” ujar Indrawan saat sosialisasi di Fakultas Teknik.
Apa makna dari tag line UPR TOP, Indrawan menjelaskan, T adalah tempat penyedia jasa pendidikan tinggi yang unggul, O adalah organisasi institusi yang tangguh, P adalah perguruan tinggi yang (performance) terkemuka.
“Ketangguhan ini diperlukan UPR sebagai organisasi yang sangat besar dengan ratusan sumber daya di dalamnya danribuan mahasiswa. Kita juga akan menghadapi tantangan luar biasa, karena tidak lama lagi UPR akan menjadi BLU,” ujar mantan Ketua Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik UPR.
Menurutnya, ketika UPR telah menjadi Badan Layanan Umum (BLU), akan ada banyak tantangan yang bakal dihadapi. Salah satunya, bagaimana mencari dana untuk membiayai kampus. Karena itu, rektor ke depan harus memiliki pemikiran entrepreneurship, mampu berpikir bagaimana memanfaatkan semua potensi yang ada agar mampu menghasilkan uang untuk membiayai UPR.
“Untuk menjadi tangguh, UPR harus memperbaiki tata kelola, ada tiga hal yang harus diperbaiki,” ujar Indrawan yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Pengembangan Aset UPR.
Pertama, tata kelola bidang pendidikan dan pengajaran yang berkualitas serta penelitian dan pengabdian masyarakat yang berkualitas.
Kedua, tata kelola sumber daya manusia, meliputi dosen, tenaga pendidikan, dan mahasiswa, percepatan peningkatan jenjang pendidikan, dan percepatan peningkatan jumlah guru besar yang sesuai dengan kebutuhan pembukaan prodi-prodi baru di masa mendatang. Ketiga adalah tata kelola anggaran. Menurutnya anggaran harus secara proporsional dengan prodi.
Jika ia terpilih, Indrawan berencana melakukan pergeseran anggaran, yakni 70 persen dikelola prodi dan 30 persen dikelola univesitas.
Berikutnya soal unggul. Menurut Indrawan, kampus UPR harus unggul dalam kualitas pendidikan, menghasilkan lulusan yang berdaya saing tinggi. Indikatornya adalah penerapan standar nasional, lulusan tepat waktu, serta link and match dengan user.
“Saya percaya, jika kita konsisten menerapkan standar nasional ini, maka IKU dan prestasi-prestasi lain secara otomatis tercapai,” ujar Indrawan yang merupakan lulusan S-3 doctor of enginering Toyohashi University of Techology Japan.
Berikutnya perihal terkemuka. Indrawan melihat jumlah doktor (S-3) di UPR masih sedikit, yakni 24 persen. Sudah semestinya ditambah.
Demikian pula dengan guru besar yang baru 2,23 persen. Tak hanya itu, dia juga akan membuat UPR terkemuka dalam menghasilkan lulusan berdaya saing tinggi dan terkemuka dalam menghasilkan riset-riset.
Untuk mencapai semua itu, Indrawan yang kini menjabat Wakil Direktur Bidang Umum dan Keuangan Program Pascasarjana UPR menawarkan tujuh jalan perubahan. Pertama adalah perubahan mindset, yakni dari mindset satker menjadi mindset BLU. Berpikir bagaimana mencari uang untuk membiayai kampus UPR.
Kedua, perubahan dan penataan tata kelola. Ketiga, penataan dan penguatan organisasi. Keempat, perubahan budaya kerja. Kelima, penguatan akuntabilitas kinerja. Keenam, peningkatan kualitas. Ketujuh adalah penguatan pengawasan.
“Saya percaya dengan tujuh jalan perubahan ini kita akan melihat kampus UPR ini menjadi kampus yang TOP,” pungkas Indrawan. (sma/ce/ala)