PALANGKA RAYA – Saat ini masih ada lulusan perguruan tinggi yang belum memenuhi keterampilan yang dibutuhkan industri. Mengisi kesenjangan ini, Universitas Palangka Raya (UPR) menjalin kerjasama dengan Lembaga Pendidikan Keterampilan (LPK) Multi Karya. Kerjasama ini untuk memberikan bekal keterampilan bagi lulusan UPR.
“Penandatanganan MoU UPR dengan LPK Multi Karya untuk memberikan tambahan keterampilan bagi lulusan UPR,” ujar Rektor UPR Dr Andrie Elia SE MSi, saat memberikan sambutan pada acara penandatangan kerjasama, Selasa (15/2) di Aula Rahan Rektorat UPR.
Kegiatan di hadiri oleh para jajaran pimpinan UPR diantaranya
Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Dr Salampak Dohong MS, Wakil Rektor Bidang Hukum, Organisasi, SDM dan Kemahasisiwaan Prof Dr Suwandi Sidauruk MPd. Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama Prof Dr Sulmin Gumiri MScKa dan Wakil Rektor bidang Umum dan Keuangan Dr Ir Berkat MSi , para dekan, wakil dekan masing-masing fakultas serta Direktur Pascasarjana Universitas Palangka Raya.
Hadir juga dalam kegiatan ketua harian Jaringan Pengusaha Nasional (JAPNAS) Kalimantan Tengah Leo Adano, Pimpinan LKP Multi Karya, Isnah Cholisoh, Ketua HIPKI Kalteng, Ratna Samila, Sulistiyo, Goniarto dari perwakilan Akumandiri.
Kerjasama ini merupakan implementasi dari Program Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia (KMMI) dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan. Program KMMI diharapkan dapat mengisi kesenjangan keterampilan yang diberikan di perguruan tinggi dengan yang dibutuhkan di dalam dunia kerja dan industri.
“Melalui kerjasama ini, lulusan UPR siap menyongsong dan bersaing dalam dunia kerja. Ini juga sekaligus menjawab kritik terhadap lulusan PT adalah belum siap memasuki dunia dkerja,” ujar Andrie
Program KMMI berupaya mempersiapkan mahasiswa melalui pembelajaran yang merepresentasikan dunia Industri. Program KMMI menawarkan alternatif pembelajaran yang lebih dinamis, kompetitif. Didorong oleh permintaan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang diperlukan dalam berbagai bidang keilmuan yang dibutuhkan industri dan atau kewirausahaan yang berupa penemuan ide, penciptaan produk atau jasa, model bisnis, pengelolaan bisnis, pemasaran, penjualan, investasi, hingga pengembangan bisnis mahasiswa.
“Program KMMI memberikan sertifikat yang dapat diajukan ke perguruan tinggi untuk konversi sks mata kuliah dan portofolio pada Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) serta pengakuan lain yang sesuai dengan aturan yang berlaku di perguruan tinggi masing-masing,” jelas Andrie.
Program ini berlangsung selama 6-7 bulan. Pendanaan pelaksanaan program KMMI per mahasiswa mendapatkan bantuan sebesar Rp 1 juta yang akan disalurkan kepada perguruan tinggi yang mengajukan proposal program KMMI
Program KMMI juga merupakan upaya mengakselerasi dan mendukung pencapaian program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Belmawa. Melalui kebijakan MBKM memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih luas dan kompetensi baru melalui beberapa kegiatan pembelajaran di luar program studinya. (sma)