PALANGKA RAYA – Ikatan Penyuluh Kehutanan Indonesia (IPKINDO) Kalteng melaksanakan kegiatan Apel Siaga Penyuluh Kehutanan Se-Indonesia secara virtual dalam rangka siap siaga menghadapi Kebakaran hutan dan lahan, banjir dan longsor tahun 2022. Apel dilaksanakan Rabu (15/6)
bertempat di Halaman Kantor UPT KPHP Kahayan Tengah, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah.
Acara ini diselenggarakan oleh Kementeriaan Kehutanan dan Lingkungan Hidup dan dihadiri langsung oleh Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar selaku Pembina Apel. Kegiatan ini dilaksanakan secara Hybrid yaitu faktual dan virtual, dan dipusatkan di Plaza Ir. Soedjono Soerjo Gedung KLHK Manggala Wana Bakti Jakarta, sedangkan secara virtual dilaksanakan melalui zoom meeting.
Dalam acara tersebut selain diikuti oleh Penyuluh Kehutanan se-Kalimantan Tengah dihadiri juga Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah yang diwakili oleh Kabid. Perlindungan dan KSDAE Sugianor SHut dan Kepala UPT KPHP Kahayan Tengah Kamaludin, S.Hut.
Acara diawali dengan penyiapan pasukan, pembacaan ikrar bersama, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Penyuluh Kehutanan. Dilanjutkan dengan amanat dari Pembina Apel dalam hal ini menteri kehutanan dan lingkungan hidup.
Dalam amanatnya Menteri menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi serta ucapan terima kasih kepada seluruh Penyuluh Kehutanan di seluruh penjuru Indonesia, atas kerja keras, kerja nyata dan karya nyatanya dalam memberikan kinerja terbaik di wilayah kerjanya masing-masing dalam mendukung pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan dan memberdayakan masyarakat baik di dalam dan di luar Kawasan hutan.
Berbagai upaya telah dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam meningkatkan kondisi lingkungan hidup yang semakin tanggap terhadap perubahan iklim sebagai salah satu pilar pembangunan KLHK.
“Kita ketahui bersama, Indonesia telah berhasil menurunkan angka deforestasi sampai titik terendah dalam sejarah yaitu lebih kurang 115 ribu hektar pada tahun 2019 dan menekan kebakaran hutan dan lahan di level serendah mungkin pada dekade ini. Kondisi dan capaian ini tentunya harus dipertahan dan ditingkatkan. Kondisi ini tentunya tidak dapat dipisahkan dari kinerja Penyuluh Kehutanan sebagai elemen petugas dan ujung tombak pembangunan LHK di tingkat tapak,” ujarnya. (rls/SMA/B5/ko)