HARI Game Indonesia diresmikan pada 8 Agustus 2016 lalu dan menjadi peringatan rutin setiap tahunnya. Peringatan ini diadakan untuk memberikan wadah kepada pencinta game di Indonesia untuk dapat berpartisipasi, mendukung, dan mendorong industri game Tanah Air.
Untuk memperingati hal ini, Google belum lama ini membagikan cerita dari pencinta game dan pengembang game dalam memanfaatkan dan mengembangkan game. Bertepatan dengan momen HUT ke-76 RI, diharapkan para pencinta dan pengembang game di tanah air bisa terus berkontribusi memajukan industri dan ekosistem game di Indonesia.
Dahulu orang beranggapan bermain game hanyalah kegiatan sia-sia dan menghabiskan waktu. Namun sebenarnya hobi bermain game bisa menjadi kegiatan yang menghasilkan uang bahkan menjadi profesi, juga bawa hoki.
Hal itulah yang dirasakan Ajie Wicaksono, pria berusia 22 tahun asal Jakarta Timur yang merupakan pendiri Esportsku.com. Sejak SMP, dirinya mengaku sudah sangat suka dan hampir setiap saat bermain game.
“Saat itu tentu tidak menghasilkan apa-apa dan malah mengeluarkan uang untuk bermain sampai orang tua selalu memarahi saya. Mereka bilang game itu tidak membawa dampak baik bagi orang. Akhirnya saya berpikir untuk menciptakan sesuatu yang berdampak baik bagi orang lain. Inilah awal lahirnya laman Esportsku,” jelas Ajie.
Esportsku.com, didirikan pada tahun 2015 saat Ajie masih menduduki bangku SMAN 14 Jakarta, merupakan situs yang khusus menyajikan berita esports seperti pelaksanaan turnamen. Tidak hanya itu, situs ini juga menyelenggarakan turnamen sendiri dengan tujuan ingin memajukan ekosistem esports di Indonesia dan menghapus stigma negatif tentang game.
Setelah dua tahun berdiri, Ajie memutuskan untuk mulai memonetisasi Esportsku. Sayangnya, pengunjung dan peminat situsnya tidak banyak sehingga ia menghentikan monetisasi tersebut dan menggunakan modal pribadi. Demi menghidupi Esportsku Ajie rela menggunakan uang saku, meminjam uang ibunya, hingga berjualan makanan.
Hingga pada 2019 Ajie kembali menggunakan Google AdSense karena trafik mulai meningkat. AdSense berguna untuk mendukung pemilik situs agar dapat mulai memperoleh penghasilan dengan menampilkan iklan yang relevan dan menarik di samping konten online situs tersebut.
Kisah lain ada dari Own Games, pengembang dan penerbit game asal Bandung, Jawa Barat. Salah satu game rancangannya yang paling menarik perhatian gamer bernama “Tahu Bulat” telah diunduh sebanyak lebih dari 11 juta kali di Indonesia.
Mulanya, Own Games resmi didirikan pada 2013 beranggotakan dua orang tim, dalam kurun delapan tahun perusahaan ini berhasil berkembang dengan hampir sepuluh kali lipat jumlah tim dan telah memproduksi ratusan jenis game.
Pembuatan game dikerjakan secara in-house, dari mulai menggambar, pembuatan kode program, hingga penerbitan game dengan nama Own Games. Fokus perusahaan ini adalah memproduksi game mobile dan web yang dapat dimainkan di smartphone, khususnya berbasis Android. Kini, 15 jenis game yang telah di produksi Own Games yang sudah tersedia di Google Play.
Eldwin Viriya, Co Founder dan CEO Own Games mengungkapkan meski mulanya berfokus pada pasar lokal, Eldwin melihat banyak peluang global yang bisa dimanfaatkan developer Indonesia. Bermitra dengan Google telah menjadi contoh nyata bahwa pengembang Indonesia dapat mewujudkannya.
“Baru-baru ini, pandemi telah menciptakan situasi yang menantang bagi kami, tetapi di tengahnya kami berhasil menjelajahi game HTML5 sebagai jalan baru yang membuka peluang bisnis baru dengan aplikasi super Internasional. Google membantu kami mengoptimalkan aplikasi melalui fitur iklan baru yang bekerja sangat baik dengan teknologi HTML5,” ungkapnya.
Terakhir, ada juga cerita dari Niji Games, studio game indie yang didirikan pada tahun 2016 dan berpusat di Jakarta. Niji Games telah menerbitkan 7 game dengan total hampir satu juta unduhan dan juga salah satu studio game Indonesia pertama yang menerima lencana atau badge Pilihan Editor Google Play.
Bertujuan untuk mengembangkan game yang menyenangkan dan asli untuk menginspirasi serta membawa kebahagiaan bagi pemain, Niji Games menghadirkan berbagai jenis games termasuk casual games, puzzle dan visual novel. Mereka juga pernah berpartisipasi pada Google’s Indie Games Accelerator 2018 dan Indie Games Accelerator Alumni Demo Day 2020.
Sejak mengikuti program Google, Nikko Soetjoadi, Co-founder sekaligus CEO Niji Games menyampaikan, Google telah membantu memberi kami akses, berbagi pengetahuan, dan peluang jaringan.
“Ini penting agar pengembang seperti kami tidak hanya fokus pada pengembangan, tetapi juga pada keberlanjutan bisnis,” terangnya.
Dia melanjutkan, Niji Games adalah tentang semangat kolaborasi lokal. Sejak mengikuti IGA, mereka fokus menjadi studio game yang menciptakan peluang dan ekosistem bagi para mitra. Mereka saat ini bekerja dengan banyak calon pengembang di seluruh Indonesia untuk membuat game yang lebih baik. Pengguna aplikasi games dari Niji Games tersebar di berbagai negara terutama dari Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Brazil. Ini menjadikan aplikasi-aplikasi buatan Niji Games dikenal dengan aplikasi lokal dengan pemain global. (jawapos.com)