BANJARMASIN– Pemerintah melakukan desain Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara agar terhindar dari banjir selama 100 tahun. Yakni dengan cara membangun sejumlah kolam retensi dan bendungan.
”Memang tidak ada jaminan tidak akan ada banjir tapi dengan perhitungan hidrologi dan desain yang andal, tidak akan terjadi banjir di IKN dalam 100 tahun mendatang,” kata Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan IV Samarinda Harya Muldianto seperti dilansir dari Antara di Banjarmasin.
Menurut dia, kolam retensi yang dibangun adalah SG-3, kolam retensi TR-01, dan kolam retensi TR-7 yang isa mereduksi banjir dan menunjang penerapan Zero Delta Q. Penyebab banjir selama ini di wilayah IKN antara lain curah hujan tinggi, pengaruh pasang surut air laut, bottleneck gorong-gorong jembatan dan jalan provinsi, serta kondisi topografi cenderung datar.
Dia mengatakan, teridentifikasi kejadian banjir tahunan (2-3 kali) pada lima sungai di Kecamatan Sepaku yang berdampak pada permukiman serta jalan protokol Sepaku. Kegiatan mengendalikan banjir, sampai 2024 berupa penurapan dan normalisasi sungai sepanjang 25 kilometer, serta memperlancar bottleneck di setidaknya di lima titik.
”Pengendalian banjir juga dilakukan dengan cara peninggian tanggul sungai, serta membuat bendungan,” ujar Harya Muldianto.
Kegiatan dilanjutkan program jangka panjang 2024-2045 dengan membangun tampungan retensi banjir sesuai rencana induk pengendalian banjir daerah aliran Sungai Sanggai. Kementerian PUPR optimistis segala upaya mengendalikan banjir di IKN akan berhasil dengan terus melakukan berbagai pembangunan infrastruktur, seperti bendungan.
Salah satunya adalah pembangunan Bendungan Sepaku Semoi, di Kabupaten Penajam Paser Utara yang bakal memiliki luas genangan sekitar 280 hektare, dengan tinggi 25 meter dari fondasi, dan panjang 450 meter. Manfaat bendungan itu antara lain dapat mereduksi banjir hingga 55,26 persen, menciptakan air baku 2.500 liter per detik, hingga bisa menjadi potensi wisata.
Sementara itu, 65 persen atau 4.322 hektare dari total areal Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara Nusantara yang luasnya 6.671 hektare ditetapkan menjadi area hijau makro.
”Konsep pembangunan IKN adalah tetap melestarikan hutan dan hewan yang selama ini ada di situ sehingga tetap hijau,” kata Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim Junaidi.(Antara)
Desain IKN Katanya Terhindar Banjir Selama 100 Tahun
Pemerintah melakukan desain Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara agar terhindar dari banjir selama 100 tahun. Yakni dengan cara membangun sejumlah kolam retensi dan bendungan.
”Memang tidak ada jaminan tidak akan ada banjir tapi dengan perhitungan hidrologi dan desain yang andal, tidak akan terjadi banjir di IKN dalam 100 tahun mendatang,” kata Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan IV Samarinda Harya Muldianto seperti dilansir dari Antara di Banjarmasin.
Menurut dia, kolam retensi yang dibangun adalah SG-3, kolam retensi TR-01, dan kolam retensi TR-7 yang isa mereduksi banjir dan menunjang penerapan Zero Delta Q. Penyebab banjir selama ini di wilayah IKN antara lain curah hujan tinggi, pengaruh pasang surut air laut, bottleneck gorong-gorong jembatan dan jalan provinsi, serta kondisi topografi cenderung datar.
Dia mengatakan, teridentifikasi kejadian banjir tahunan (2-3 kali) pada lima sungai di Kecamatan Sepaku yang berdampak pada permukiman serta jalan protokol Sepaku. Kegiatan mengendalikan banjir, sampai 2024 berupa penurapan dan normalisasi sungai sepanjang 25 kilometer, serta memperlancar bottleneck di setidaknya di lima titik.
”Pengendalian banjir juga dilakukan dengan cara peninggian tanggul sungai, serta membuat bendungan,” ujar Harya Muldianto.
Kegiatan dilanjutkan program jangka panjang 2024-2045 dengan membangun tampungan retensi banjir sesuai rencana induk pengendalian banjir daerah aliran Sungai Sanggai. Kementerian PUPR optimistis segala upaya mengendalikan banjir di IKN akan berhasil dengan terus melakukan berbagai pembangunan infrastruktur, seperti bendungan.
Salah satunya adalah pembangunan Bendungan Sepaku Semoi, di Kabupaten Penajam Paser Utara yang bakal memiliki luas genangan sekitar 280 hektare, dengan tinggi 25 meter dari fondasi, dan panjang 450 meter. Manfaat bendungan itu antara lain dapat mereduksi banjir hingga 55,26 persen, menciptakan air baku 2.500 liter per detik, hingga bisa menjadi potensi wisata.
Sementara itu, 65 persen atau 4.322 hektare dari total areal Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara Nusantara yang luasnya 6.671 hektare ditetapkan menjadi area hijau makro.
”Konsep pembangunan IKN adalah tetap melestarikan hutan dan hewan yang selama ini ada di situ sehingga tetap hijau,” kata Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim Junaidi.(Antara)