Site icon KaltengPos

Pembukaan KTM ke-12 WTO, Mendag Lutf Bicara Pentingnya WTO Atasi Persoalan Isu-Isu Krusial Global

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi

JAKARTA – Indonesia mengingatkan seluruh anggota World Trade Organization (WTO) perlu mengatasi isu-isu krusial, termasuk ketahanan pangan, kesejahteraan, dan pembangunan perdesaan.  Menteri Perdagangan  RI  Muhammad Lutfi  menyerukan  agar World Trade Organization (WTO) harus menjadi bagian solusi dalam mengatasi berbagai krisis yang dihadapi dunia saat ini, yaitu ekonomi,   lingkungan, kesehatan, dan   keamanan.  

Penegasan ini disampaikan dalam rekaman pernyataan umum pada Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-12 WTOyang diselenggarakan pada 12–15 Juni 2022 di Jenewa, Swiss. Semua anggota harus dapat menjalankan fungsi WTO dan sepenuhnya menerima manfaat dari sistem perdagangan multilateral.

“Indonesia ingin berkontribusi untuk memajukan negosiasi pertanian. Pertanian tetap menjadi pilar ekonomi  penting  bagi  banyak anggota WTO,  khususnya negara berkembang  dan negara kurang berkembang (least developed countries/LDCs). Anggota WTO perlu mengatasi isu-isu krusial, termasuk ketahanan pangan, kesejahteraan, dan pembangunan perdesaan,”tegas Mendag Lutfi.

Sebelum  pembukaan  KTM  ke-12  WTO, Dirjen Perundingan  Perdagangan  Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko B. Witjaksono, mewakili MendagLutfi, memimpin pertemuan Kelompok G33 di Jenewa, Minggu (12/6). Sebagai Koordinator Kelompok G33, Indonesia mendorong agar semuaanggota G33 terus   memperkuat persatuan dan   solidaritas dalam   memperjuangkan kepentingan   negara berkembang dan LDCs guna mencapai hasil yang adil dan seimbang dalam perundingan pertanian pada KTM ke-12 WTO.

“Para anggota G33 sepakat bahwa isu ketahanan pangan dan pertanian menjadi paket kebijakan pada KTM  ke-12  WTO.Beberapa  isu prioritas  lainnyaantara lain ketahanan  pangan, stok panganuntuk ketahanan pangan(public stockholding for food security purposes), dan Special Safeguard Mechanism sebagai  instrumen  perlindungan kepada petani kecil saat terjadinya  lonjakan impor. Kelompok  G33 berkepentingan untuk  mengawal isu tersebut karena  berpengaruh  terhadap  kebutuhan stok pangan serta ketahanan pangan,”kata Djatmiko.

Pada pertemuan Cairns Group  (CG) (12/6), Djatmiko  juga  menyampaikan perlunya  mengakomodasi kepentingan  negara berkembangseperti  Indonesia  dan LDCs terkait  subsidi domestik (Domestic Support) pertanian yang mendistorsi perdagangan dunia. CG merupakan kelompok anggota WTO yang mengekspor produk pertanian.

Dalam  rekaman   pernyataannya, Mendag Lutfi   juga menyampaikan bahwasistem perdagangan multilateral memiliki  peran  untuk mempromosikan Tujuan  Pembangunan Berkelanjutan  (sustainable development goals/SDGs), salah satunya terkait subsidi perikanan yang dapat mencegah kerusakan laut yang  lebih  parah. Indonesia  setuju  bahwa  prinsip dasar disiplin  perikanan adalah untuk  memastikan pengurangan yang signifikan dari subsidi berbahaya yang berkontribusi pada penangkapan ikan yang ilegal, tidak dilaporkan, tidak diatur (IUUF). Namun demikian, disiplin tersebut tidak boleh mengabaikan tujuan  pembangunan  negara-negara  yang  mengandalkan  perikanan  rakyat dan skala kecil untuk ekonomi lokal dan pengentasan kemiskinan.

Berbicara mengenai  Penangguhan Kekayaan  Intelektual pada persetujuan  Trade-Related Aspects  of Intellectual  Property  Rights(TRIPs), Mendag  Lutfi  menegaskan pentingnya  responsWTO terhadap pandemi. “Kita harus menunjukkan bahwa WTO dapat mengatasi hambatan utama terhadap akses universal  dan setara untuk vaksin  Covid-19, barang penting, dan  teknologi.Untuk itu, saya  percaya TRIPs  Waiver harus  menjadi  bagian utama  dari  jawaban WTO kepadadunia  dalam penanganan pandemi,”kata Mendag Lutfi.

Sekilas tentangKonferensi Tingkat Menteri WTOKTM merupakan pertemuan pengambilan keputusan tertinggi di WTO dan diselenggarakan setiap duatahun sekali.  Pertemuan terakhir  dilaksanakan pada  2017  di  Argentina. Pertemuan  KTM  ke-12  WTO yang seharusnya  dilaksanakan pada 2019  akan  membahas beberapa isu,  antara lain pembahasan responsWTO terhadap pandemi, termasuk Penangguhan Kekayaan Intelektualpada persetujuan TRIPs, reformasi aturan sektor pertanian, subsidi perikanan, moratorium bea masuk atas transmisi elektronik, dan  reformasi  WTO.  KTM  ke-12  WTO diharapkan dapat  menyepakati  beberapa  isu  prioritas dengan hasil berupa keputusan, program kerja, dan deklarasi.

Dalam pembukaan KTM ke-12 WTO (12/6), Dirjen WTONgozi Okonjo-Iweala mendesak Anggota WTO agar WTO dapat menghasilkan kontribusi nyata kepada masyarakat internasional. “Saat dunia bergulat dengan  ketidakpastian  dan  krisis  di  berbagai  bidang,  inilah  saatnya  untuk  menunjukkan  bahwa multilateralisme berhasil,”pungkas Dirjen Ngozi. (Jawapos.com)

Exit mobile version