JAKARTA – Presiden Joko Widodo memandang informasi intelijen merupakan sebuah kunci untuk menentukan langkah preventif di tengah instabilitas global. Karena itu, informasi tersebut harus bisa dilaporkan dengan cepat.
Menurut Jokowi, Indonesia memiliki beberapa sumber informasi intelijen pertahanan dan keamanan. Yakni, yang bersumber dari TNI, Polri, Badan Intelijen Negara (BIN), maupun Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
”Ini harus diorkestrasi agar menjadi sebuah informasi yang satu sehingga kita memutuskan policy, memutuskan kebijakan itu betul. Paling tidak mendekati benar,” kata Jokowi saat membuka rapat pimpinan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) di kantor Kemenhan, Jakarta, kemarin (18/1). Dengan begitu, kata presiden, negara bisa melakukan preventif terhadap suatu kejadian.
Jokowi juga meminta Kemenhan untuk dapat menyampaikan informasi intelijen secara cepat. Diharapkan, itu dapat digunakan untuk menentukan langkah mitigasi atas kejadian yang diketahui sebelumnya. ”Jangan sudah kejadian, saya baru diberi tahu. Sekali lagi, informasi intelijen menjadi sangat vital,” tegasnya.
Setelah memberikan arahan kepada 160 peserta rapim, Jokowi bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjajal kendaraan operasional satuan yang dijuluki Maung di halaman kantor Kemenhan. Mereka meninjau pameran alat utama sistem pertahanan (alutsista) yang merupakan bagian dari rangkaian acara rapim.
Sementara itu, menanggapi arahan presiden, Prabowo mengatakan bahwa dalam rapim Kemenhan akan menyampaikan beberapa hal. Di antaranya, dokumen strategis kebijakan umum pertahanan negara dan strategi negara pembangunan kekuatan.
Di bidang pertahanan, kata Prabowo, saat ini Indonesia sudah menunjukkan kemampuan dan prestasi yang baik di mata dunia. ”Kita punya kekuatan, ekonomi kita terkendali. Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi berhasil mengatasi pandemi Covid-19,” ujarnya.
Dia menambahkan, industri pertahanan dalam negeri juga menunjukkan kemampuan yang baik. ”Industri dalam negeri sudah luar biasa. Kita percaya pada kekuatan kita sendiri,” ujarnya.
Berkaitan dengan pencapaian minimum essential forces (MEF), Prabowo menyatakan, meski belum penuh, dirinya yakin target itu tercapai. ”Kita bersyukur kita masih kuat. Jadi, masalah kapan tercapainya, pokoknya kita yakin bahwa kita mampu menjaga republik ini. Kita punya kekuatan, ketahanan kita luar biasa,” tegasnya. Dia memastikan, Kemenhan berupaya sekuat tenaga membantu pemerintah. (kpg/ans)