PALANGKA RAYA-Memasuki hari ketiga, Jumat (25/11/2022) workshop pembuatan benang bintik yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng di Gedung Pameran UPT Taman Budaya, Jalan Temanggung Tilung XVIII, Palangka Raya telah usai. Workshop ditutup secara resmi oleh ketua panitia penyelenggara Gauri Vidya Daneswari, mewakili Kepala Disbudpar Kalteng Adiah Chandra Sari.
Workshop hari ketiga diisi dengan tata cara membuat benang bintik. Seluruh peserta begitu semangat saat membuat atau melukis kreasi mereka pada kain dengan menggunakan Canting (alat khas membuat batik yang digunakan orang Jawa).
“Banyak banget yang kita dapatkan pada workshop ini, contohnya saja saat praktik diajarkan bagaimana memegang alat Canting yang baik dan benar, lalu bahan bahan apa saja untuk membuat benang bintiknya,” kata Anita Sari Siswi dari Kelas XI MIPA SMA Kristen Palangka Raya.
Awalnya Anita cukup kebingungan, karena memang pemula dan belum tahu soal menggambar polanya, lalu mempraktikkannya, namun akhirnya bisa juga dengan diajari oleh pembimbing dari narasumber.
“Kebetulan juga di sekolah kami bahan dan alat-alatnya sudah ada, tinggal nanti akan kami praktikkan bersama teman-teman di sekolah cara membuat Benang Bintik,” tuturnya.
Dalam tahapan pembuatan Benang Bintik yang memiliki kualitas dan nilai seni yang tinggi membutuhkan proses cukup lama dan juga tidak mudah. Proses pembuatan Benang Bintik ini, pertama kali yang dilakukan membuat pola motif, lalu selanjutnya menyiapkan peralatan dan bahan baku berupa kain dobi, rayon kembang, sutra bermotif, sutra polos, pewarna, lilin, malam dan soda.
Selanjutnya adalah pengecapan atau pemberian motif pada kain yang polos menggunakan canting. Dilanjutkan dengan pencoletan atau pemberian warna ke dalam motif yang sudah dibuat. Setelah itu, kain yang telah bermotif diberi warna dasar seperti warna prosen atau warna neptol, biasanya tahap ini disebut dengan penjegeran.
Tahap berikutnya yang juga finalisasi yaitu plorotan atau perebusan kain untuk membersihkan yang masih melekat pada motif kain. Setelah kain direbus, kemudian dicuci sampai bersih lalu dijemur. Setelah kering, Benang Bintik siap dipasarkan. mulai dari bentuk kain sampai bentuk pakaian jadi.
Kepala Bidang Kesenian Tradisional dan Warisan Budaya Susi Asti mengatakan, workshop yang diadakan memang baru pertama kalinya di Kalteng, tetapi dengan kegiatan tersebut peserta-peserta diharapkan dapat mengembangkan Benang Bintik lokal khas Kalteng.
“Program workshop ini semoga saja akan terus berlanjut di tahun mendatang, karena seni membuat benang bintik ini, dibutuhkan kesabaran dan juga ketelitian, sehingga sangat baik untuk mengenalkan kepada Masyarakat terutama generasi muda,” ungkap Susi.
Sementara Panitia Kegiatan Gauri Vidya Daneswari mengatakan, potensi Kalteng sangat banyak dalam mengkreasikan seni motif benang bintik. “Semoga dengan berakhirnya kegitan ini, tidak hanya berakhir disini saja, tetapi bagaimana mengawali kembali mencari kreasi dalam membuat Benang Bintik agar punya ciri khas Kalteng,” katanya.
Dia menambahkan, melalui promosi, pameran juga saat Workshop Seni Membuat Benang Bintik dapat dilestarikan dan juga dapat menambah kasanah kebudayaan dari Kalimantan tengah. (dha/sos/b5/ala)