Site icon KaltengPos

Tiongkok Bakal Tambah Impor CPO dari Indonesia

PERTEMUAN BILATERAL: Presiden Joko Widodo dan Presiden Xi Jinping di Beijing kemarin (26/7). (SETPRES)

JAKARTA-Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi tamu kepala negara pertama bagi Presiden Tiongkok Xi Jinping sejak dihelatnya Olimpiade Musim Dingin di Beijing pada Februari lalu. Dalam pertemuan kemarin (26/7) tersebut, kedua kepala negara membahas peningkatan kerja sama ekonomi serta isu kawasan dan dunia.

“Sebagai negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki tempat yang penting bagi Tiongkok dan kawasan. Apalagi, saat ini Indonesia memegang presidensi G20 dan tahun depan menjadi ketua ASEAN,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang turut mendampingi presiden.

Dia menambahkan, kedua pemimpin juga membahas pentingnya kerja sama konkret yang saling menguntungkan dalam konteks global development initiative. “Jika kerja sama konkret dapat diwujudkan, diharapkan pencapaian SDGs (sustainable development goals/tujuan pembangunan berkelanjutan) negara berkembang dapat lebih baik,” ucapnya.

Sebelumnya, Jokowi lebih dulu bertemu dengan Perdana Menteri Li Keqiang. Itu pertemuan pertama keduanya setelah terakhir bertemu empat tahun lalu di Bogor.

“Dalam pertemuan dengan Premier Li, kami membahas berbagai kerja sama di bidang perdagangan, investasi, infrastruktur, keuangan, pendanaan, serta maritim,” kata Jokowi seusai pertemuan.

Jokowi menyebut, nilai perdagangan antara Indonesia dan Tiongkok terus meningkat. Sejauh ini sudah melampaui USD 100 miliar. ’’Peluang untuk meningkatkan angka perdagangan sangat besar,” ujar Jokowi.

Dalam pertemuan itu, Tiongkok berkomitmen menambah impor CPO (crude palm oil atau minyak sawit) 1 juta ton dan produk pertanian dari Indonesia. Kedua pemimpin juga membahas kerja sama pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara.

Kedua negara juga menyepakati beberapa hal. Di antaranya, pembaruan MoU (memorandum of understanding/nota kesepahaman) sinergi Poros Maritim Dunia dan Belt and Road Initiative. Yang lainnya, MoU pengembangan dan penelitian vaksin serta genomika, pembangunan hijau, serta pengaturan kerja sama kelautan. Selain itu, protokol mengenai ekspor nanas Indonesia, kerja sama di bidang pertukaran informasi dan penegakan pelanggaran kepabeanan, serta rencana aksi kerja sama pengembangan kapasitas keamanan siber dan teknologi.

Sementara itu, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) akan ditunjukkan ke Presiden RRT Xi Jinping pada pergelaran KTT G20 akhir tahun ini. Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo menjelaskan, proyek yang masuk proyek strategis nasional (PSN) itu kini hampir rampung.

’’Kereta cepat ini dijadikan salah satu tujuan presiden China (Tiongkok) saat kunjungan G20. Jadi, memang kereta cepat pernah kami tinjau dan lihat, sebagian besar konstruksinya telah selesai,’’ jelasnya dalam media briefing kemarin (26/7).

Wahyu menjelaskan, kontraktor saat ini masih fokus mengerjakan depo dan stasiun. Pemerintah optimistis proyek KCJB bisa selesai tahun depan dan langsung dioperasikan pada tahun itu juga.(jawapos.com)

Exit mobile version