PALANGKA RAYA – Anggota DPRD Kalteng Yulilis menilai, sejumlah daerah di Bumi Tmbaun Bungai berpotensi untuk mengembangkan pertanian kedelai berskala besar. Hal ini akan mampu menopang kebutuhan daerah jika bisa diwujudkan nantinya.
Menurut dia, di Kalteng sendiri masih belum ada pertanian kedelai berskala besar. Bahan baku tahu dan tempe ini masih kerap didatangkan dari lauar daerah. Sebab kebutuhan yang ada di Kalteng tidak dapat memenuhi permintaan pasar atau masyarakat.
“Karena didatangkan dari provinsi luar, sehingga harga kedelai di Kalteng itu terkadang mahal, terlebih ketika mengalami kelangkaan. Memang produksi kedelai di Kalteng ini ada, tapi belum cukup untuk memenuhi kebutuhan daerah,” ucapnya, Minggu (7/5/2023).
Disebutkannya, salah satu wilayah yang memiliki potensi besar untuk mengembangkan kedelai berskala besar di Kalteng yakni DAS Barito. Pemerintah dapat mencanangkan program seperti food estate kedelai, dan diyakini apabila itu bisa diwujudkan maka kebutuhan daerah akan selalu dapat terpenuhi.
“Yang paling penting yaitu kita tidak lagi mendatangkan kedelai dari luar provinsi serta dari segi harga juga bisa lebih murah. Saya rasa pemerintah bisa memikirkan hal ini ke depan. Harapan kita pasti ketahanan pangan di Kalteng ini tidak hanya mampu memenuhi stok daerah saja, tapi juga secara nasional,” ujarnya.
Yulilis mengakui, sangat mendukung apabila ada pencanangan program membangun wadah pengembangan kedelai berskala besar di Kalteng. Terlebih di wilayah Barito yang memiliki potensi besar dan cukup menjanjikan. Sebab itu terlihat dari data bahwa wilayah DAS Barito merupakan salah satu penyumbang produksi kedelai yang cukup besar di Kalteng.
“Dari potensi itulah kemungkinan wilayah DAS Barito bisa menjadi tempat mengembangkan kedelai berskala besar. Memang di Kalteng masih ada Pulang Pisau yang potensi kedelainya sangat besar. Tapi di sana sudah ada food estate padi. Jadi biar merata dalam menopang pangan, DAS Barito perlu menjadi alternatif,” imbuhnya. (irj/ens)