KUALA KAPUAS-Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat didampingi Anggota Komisi III DPR RI Dapil Kalteng Ary Egahni Ben Bahat menghadiri ibadah dan perayaan HUT ke-56 dan reuni akbar STM/SMK - GKE Mandomai, di Gedung STM/SMK-GKE Mandomai, Senin (23/1).
Kendati statusnya sudah menjadi cagar budaya, masyarakat setempat tetap rutin beribadah ke gereja tersebut. Selain itu juga tak sedikit masyarakat dari luar Kapuas yang datang jauh-jauh ke Mandomai (sapaan populer Desa Saka Mangkahai) untuk beribadah di Gereja Imanuel. Sebagian pengunjung mau jauh-jauh ke situ karena gereja tersebut karena pamornya sebagai gereja tertua di Kalteng yang juga menjadi tempat bersejarah bagi titik awal penyebaran agama Kristen di Kalteng. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Resor Gereja Imanuel GKE Mandomai yang juga salah seorang pendeta gereja, Pendeta (Pdt) Mombo Gusti Gunawan.
“Dari segi arsitektur bangunan ini cukup unik, gaya arsitektur yang diambil adalah gaya dari Eropa, terlihat dari bentuk jendela dan pintu. Dan kemudian gaya itu digabungkan dengan konstruksi yang ada di Kalimantan, karena waktu itu material yang tersedia dan cukup banyak di sini adalah kayu, jadi gereja dibangun dengan material kayu tapi bergaya arsitektur Eropa,” jelasnya kepada Kalteng Pos, Minggu (11/12/2022).
GEREJA Imanuel GKE Mandomai sudah berumur 146 tahun. Banyak benda berharga dan langka masih tersimpan rapi di tempat ibadah umat Kristen itu. Di antaranya adalah tiga mosaik yang masing-masing menggambarkan sejarah kelahiran, kematian, dan kebangkitan Yesus.
Gereja Imanuel GKE Mandomai merupakan gereja tertua di Bumi Tambun Bungai. Sudah lebih dari satu abad gereja ini eksis. Titik awal penyebaran agama Kristen di Kalteng pun dimulai dari tempat itu. Lahir 69 tahun sebelum kemerdekaan, memiliki konstruksi yang unik, dan menyimpan berbagai benda warisan kekristenan sejak prakemerdekaan, menjadikan gereja tersebut masuk dalam warisan budaya pada kategori rumah ibadah.